https://ejurnal.unima.ac.id/index.php/actuator/issue/feedACTUATOR : Jurnal Teknik Mesin2024-11-08T11:54:33+00:00Open Journal Systems<p><strong>Actuator : Jurnal Teknik Mesin (actJTM)</strong>, menerbitkan artikel-artikel ilmiah dalam bidang Teknik Mesin. Artikel yang dimuat merupakan artikel hasil penelitian, kajian atau telaah ilmiah atas isu penting dan up to date atau resensi dari buku ilmiah yang yang berkaitan dengan disiplin teknik mesin, khususnya material, manufaktur, robotik dan energi terbarukan.</p> <p>ISSN : 2774-6887 (Online)</p>https://ejurnal.unima.ac.id/index.php/actuator/article/view/10442PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR MAGNESIUM PADA PADUAN (AL-SI) TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPACK2024-11-08T11:21:12+00:00Gamaliel Efata Surbaktigamalielefata29@gmail.comDenny. D. Maukardennimaukar@unima.ac.idJenly D. I. Manongkojenlymanongko@unima.ac.id<p>Aluminium ADC 12 adalah salah satu jenis paduan Al-Si dengan penambahan unsur Cu, Fe, Mn, Mg, Zn, Ti, Cr, Ni, Pb, dan Sn. Dalam penelitian ini, peleburan Aluminium ADC 12 dengan variasi penambahan Magnesium, dimana Aluminium ADC 12 akan dileburkan pada suhu 720<sup>o</sup> selama 60 menit. Setelah Aluminium melebur, didiamkan pada suhu ruang hingga tekstur Aluminium menjadi sepeti bubur, kemudian Magnrsium dicampurkan ke dalam coran dengan di aduk menggunakan sendok pengaduk sampai Magnesium dan Aluminium menyatu. Setelah itu coran dimasukkan lagi ke dalam fernace pada suhu 720<sup>o</sup> selama 30 menit, setelahcoran didiamkan selama 30 menit lalu dikeluarkan dari furnance dan dan dituang kedalam cetakka pasir. Sampel kemudian dilakukan analisa sifat mekanik . Hasil pengujian kekerasan vickress sebelum adanya penambahan magnesium yaitu sebesar 43,53 HV. Sedangkan setalah diadakan variasi penambahan 10% Magnesium kekerasan dari spesimen meningkat sebesar 62,1 HV, Variasi penambahan 15% Magnesium menurun sebesar 60,9 HV,Variasi penambahan 20% Magnesium menurun sebesar 55,5 HV. Energi Impak sebelum ditambah Magnesium 18.76 Joule dan pada Variasi 10 % Magnesium kekuatan uji impak sebesar 16,08 Joule, Pada variasi penambahan 15% Magnesium kekuatan uji impak sebesar 17,21 Joule, dan pada variasi penambahan 20% Magnesium kekuatan uji impak sebesar 15,46 Joule. Harga Impak sebelum ditambah Unsur Magnesium sebesar 1.502 Joule/ mm2, dan seseudah ditambah unsur Magnesium kedalam padauan Al- Si Harga Impak pada Al-Si+Mg 10% sebesar 1,28 Joule/mm2, dan Paduan Al-Si+Mg 15% sebesar 1,37 Joule/mm<sup>2</sup>, Dan Paduan Al-Si + Mg 20% sebesar 0,78 Joule/mm<sup>2</sup></p>2024-07-02T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ejurnal.unima.ac.id/index.php/actuator/article/view/10443PENGEMBANGAN DIGESTER BIOGAS BERBAHAN BAKU ECENG GONDOK2024-11-08T11:54:33+00:00Rian Aditya Kombunorianadityakombuno@gmai.comHerdy Liowherdyliow@unima.ac.idDenny. D. Maukardennimaukar@unima.ac.id<p>Eceng gondok (Eichhornia crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan air yang mengapung. Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Seiring berkembangnya pengetahuan dan teknologi masa kini, Eceng Gondok saat ini dapat dijadikan sebagai bahan baku yang bisa menghasilkan energi alternatif pengganti bahan bakar dikarenakan memiliki kandungan 43% hemiselulosa dan selulosa sebesar 17%. Hemiselulosa akan dihidrolisis menjadi glukosa oleh bakteri melalui proses anaerobic digestion, yang akan menghasilkan gas metan (CH<sub>4</sub>) dan karbondioksida (CO<sub>2</sub>) sebagai biogas yang bisa menghasilkan api. Pada penelitian ini yang diamati yaitu pengaruh pengaduk terhadap kecepatan fermentasi biogas, digester yang digunakan untuk penelitian ini memiliki panjang 89 cm dan memiliki jari-jari 30 cm, memiliki volume sebesar 200 liter dan didalam digester dilengkapi dengan pengaduk. penelitian ini dilaksanakan di workshop Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado berlokasi di Desa Tondano, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Untuk mengukur tekanan biogas pada penelitian ini memakai manometer. Hasil penelitian menunjukan dengan adanya pengaduk, waktu fermentasi lebih cepat dibandingkan yang tidak menggunakan pengaduk. Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya waktu fermentasi biogas selama 12 hari sebelum menghasilkan biogas sedangkan yang menggunakan pengaduk pada hari ke 7 sudah menghasilkan biogas. Jadi, dengan adanya pengaduk waktu fermentasi biogas dapat dipersingkat yang dari 12 hari menjadi 7 hari. Dengan demikian digester biogas berbahan baku eceng gondok dapat di optimalkan dengan menambahkan pengaduk</p>2024-07-02T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024