PERBEDAAN POLA PENGOLAHAN SAMPAH PADAT ANTARA MASYARAKAT PESISIR DAN NON-PESISIR DI DESA TOULIANG OKI KECAMATAN ERIS KABUPATEN MINAHASA
DOI:
https://doi.org/10.53682/ejkmu.v1i1.569Keywords:
Pengolahan Sampah, Pesisir, Non-PesisirAbstract
Abstrak
Permasalahan sampah merupakan sesuatu yang belum terselesaikan dengan baik, khususnya di berbagai daerah di Indonesia. Pada tahun 2014, data statistik sampah di Indonesia mencatat bahwa Indonesia menduduki negara penghasil sampah plastik kedua terbesar di dunia setelah Cina. Kebanyakan sampah diolah dengan cara dibakar (80%, data primer), dan hanya sekitar 10% yang dibuang ke danau, menurut pengakuan masyarakat. Namun, berdasarkan hasil pengamatan langsung, ada banyak sampah plastik yang ditemukan di area pesisir Danau Tondano di Desa Touliang Oki. Penelitian ini merupaka penelitian observasional yang bersifat cross sectional dengan desain kasus kontrol. Populasi dalam penelitian ini merupakan masyarakat yang tinggal di Desa Touliang Oki yang dihitung berdasarkan jumlah kepala keluarga (KK) dengan jumlah 557 KK. Jenis pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebesar 80 KK dimana sebesar 40 KK untuk masyarakat pesisir dan sebesar 40 KK untuk masyarakat non pesisir. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reabilitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk untuk menggambarkan perbandingan perilaku pengolahan sampah padat masyarakat Desa Touliang Oki yang memiliki rumah yang berkontak langsung dengan danau (pesisir) dengan yang tidak berkontak langsung dengan danau (non-pesisir). Dari hasil analisis data, diketahui bahwa masyarakat non-pesisir lebih banyak mengolah sampah dengan cara dibakar, ditimbun, di buang di got dan di daur ulang sedangkan masyarakat pesisir lebih banyak mengolah sampah dengan cara di buang di danau, dibiarkan di halaman dan dijadikan kompos.
Kata kunci: Pengolahan Sampah, Pesisir, Non-Pesisir
Abstract
The waste problem is something that has not been resolved properly, especially in various regions in Indonesia. In 2014, waste statistics in Indonesia recorded that Indonesia was the second largest plastic waste producer in the world after China. Most of the waste is processed by burning (80%, primary data), and only about 10% is disposed of in the lake, according to the community. However, based on direct observations, there is a lot of plastic waste found in the coastal area of Lake Tondano in Touliang Oki Village. This study is an observational cross sectional study with a case control design. The population in this study is the people who live in Touliang Oki Village which is calculated based on the number of family heads (KK) with a total of 557 families. The type of sampling used in this study was purposive sampling technique with a sample size of 80 households, of which 40 were for coastal communities and 40 for non-coastal communities. The research instrument used a questionnaire whose validity and reliability had been tested. This study aims to describe the comparison of solid waste processing behavior for the people of Touliang Oki Village who have houses that are in direct contact with the lake (coastal) and those that are not in direct contact with the lake (non-coastal). From the results of data analysis, it is known that non-coastal communities mostly process waste by burning, hoarding, dumping in sewers and recycling, while coastal communities mostly process waste by dumping it in lakes, leaving it in the yard and making compost. Keywords: Waste Management, Coastal, Non-Coastal
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2020 Merry Triastuti Gosal
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.