BIOAKTIVASI LARVASIDA NYAMUK Aedes sp DARIiEKSTRAK DAUNiECENGiGONDOK Eichhornia crassipes Mart Solms DARI DANAUiTONDANO
DOI:
https://doi.org/10.53682/ibj.v3i1.4935Keywords:
Aedes sp, Eceng gondok (Eichhornia crassipes(Mart.)Solms), LarvasidaAbstract
Nyamuk Aedes< em> sp adalah vektor utama penyakit demam berdarah dengue yang mempunyai kiprah besar nbsp; pada terhadap penyebaran penyakit DBD di Indonesia Pengendalian penyebaran vektor nyamuk dibutuhkan nbsp; agar dapat menurunkan populasi vektor nyamuk Aedes< em> sp sehingga dapat menurukan masalah penyebaran DBD Salah satu pengendalian vektor penyakit DBD yaitu mengunakan larvasida yang berasal dari tumbuhan Ekstrak alkohol daun eceng gondok Eichhornia crassipes< em> Mart Solms diduga memiliki pengaruh nbsp; larvasida Aedes< em> sp sebab mempunyai kandunan flavonoid saponin dan nbsp; tanin yang mengganggu perkembanan larva nyamuk Aedes< em> sp Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efetivitas ekstrak crude extract< em> alkohol 70 daun eceng gondok Eichhornia crassipes< em> Mart Solms terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes< em> sp Penelitian nbsp; eksperimental dilakukan dengan subyek dari penelitian yaitu 150 larva nyamuk Aedes< em> sp instar 3 Subyek penelitian dibagi menjadi lima grup pelakuan konsentrasi kandungan yang digunakan di penelitian adalah 1000 ppm 1500ppm 2000 ppm 2500ppm dan untuk kontrol positif adalah abate 1 Pengamatan dilakukan 1x24 jam di ke 24 jam setelah perlakuan perlakuan dilakukan replikasi sebanyak 3 kali Data dianlisis serta dilakukan penghitungan nilai Lethal consentration mengunakan analisis probit Berdasarkan analisis probit tidak ditemukan nilai dari LC50< sub> di seluruh konsentrasi Ekstrak crude extract< em> alkohol 70 daun eceng gondok Eichhornia crassipes< em> Mart Solms tidak mempunyai efek larvasida nyamuk Aedes< em> sp Kesimpulan ekstrak nbsp; crude extract< em> alkohol 70 Daun eceng gondok Eichhornia crassipes< em> Mart Solms tidak mampu membunuh nbsp; nyamuk vektor penyakit DBD nyamuk Aedes< em> sp di seluruh tingkat konsentrasi nbsp; sesudah dilakukan pengamatan selama 24 jam < p>
