ANALISIS GAYA BAHASA PADA LAGU DAERAH GORONTALO DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA

Authors

  • Megawati Warouw Universitas Negeri Manado
  • Susan Monoarfa Universitas Negeri Manado
  • Joni Junius Loho Universitas Negeri Manado

DOI:

https://doi.org/10.53682/kompetensi.v4i8.10264

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gaya bahasa yang terdapat dalam lirik lagu daerah Gorontalo serta implikasinya dalam pembelajaran sastra di tingkat SMP. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan stilistika, yang memungkinkan analisis mendalam terhadap penggunaan gaya bahasa dalam karya sastra. Sumber data penelitian adalah lirik lagu-lagu daerah Gorontalo, dan data dikumpulkan melalui teknik dokumentasi serta wawancara dengan informan terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lagu Hulonthalo Lipu’u mengandung 18 jenis gaya bahasa, antara lain klimaks, sinestesia, personifikasi, antropomorfisme, pleonasme, alegori, antisipasi, perifrasis, totem pro parte, simile, dan beberapa lainnya. Lagu Sambe Wololo mengandung 8 gaya bahasa, termasuk asosiasi, paralelisme, alegori, sinestesia, alusi, simbolik, eponim, dan alegori. Sementara itu, lagu Lipu’u mengandung 17 gaya bahasa, di antaranya personifikasi, pars pro toto, totem pro parte, sinestesia, pleonasme, klimaks, alegori, metonimia, parabel, asonansi, dan lainnya. Implikasi penelitian ini dalam pembelajaran sastra di tingkat SMP antara lain: (1) meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa Indonesia dengan memperkaya kosakata serta mengasah keterampilan berbicara, menulis, dan mendengarkan; (2) meningkatkan literasi siswa melalui pengenalan terhadap karya sastra berkualitas; (3) menumbuhkan pemahaman dan apresiasi terhadap budaya serta warisan bahasa Indonesia. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi dalam mengembangkan pembelajaran sastra yang lebih bermakna di tingkat pendidikan formal.

References

Aminuddin. (2013). Pengantar apresiasi karya sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Aritonang, D. A., & Doho, Y. D. B. (2019). Analisis semiotika Roland Barthes terhadap lirik lagu Band Noah Puisi Adinda. Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis, 4(2), 777-803.

Afrin, et al. (2019). Kebudayaan dan pengaruh terhadap lingkungan. Jurnal Bahasa, UMM.

Dahlan, M. (2021). Analisis gaya bahasa dalam puisi Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia karya WS Rendra. Jurnal Konsepsi, 10(1), 28–33.

Depdiknas. (2008). Kamus besar bahasa Indonesia. Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Hidayat, R. (2014). Analisis semiotika makna motivasi pada lirik lagu “Laskar Pelangi” karya Nidji. Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(1), 243-258.

Indri, M. (2019). Tentang makna lagu “O in ai keke’ sebagai pembentuk karakter siswa. Jurnal Bahasa.

Laila, N. (2020). Pengaruh perasaan inferioritas dan superioritas dalam mencapai prestasi belajar menurut teori Alfred Adler. Surabaya: Universitas Psikologi dan Kesehatan.

Noviana, F., & Saifudin, A. (2020). Pemaknaan lirik lagu Shabondama karya Ujo Noguchi berdasarkan analisis semiotika Michael Riffaterre. Japanese Research on Linguistics, Literature, and Culture, 2(2), 143-160.

Natalia, D., et al. (2022). Filsafat dan estetika menurut Arthur Schopenhauer. Jurnal Musik dan Pendidikan Musik, 3(2). Institut Agama Kristen Negeri Palangka Raya.

Pratiwi. (2018). Jenis dan gaya bahasa kiasan pada lirik lagu Band Naif dan Payung Teduh. Jurnal Bahasa.

Rini, D. (2018). Diksi dan gaya bahasa dalam media sosial Instagram. Jurnal Widyaloka IKIP Widya Darma, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

Simaremare, J., et al. (2023). Sastra menjadi pedoman sehari-hari: Telaah singkat karya sastra menurut para ahli. Jurnal Pendidikan Transformatif, 2(2).

Santoso, G., Abdulkarim, A., Maftuh, B., & Nurod, M. (2023). Pendidikan transformatif kajian ketahanan nasional melalui geopolitik dan geostrategi. Pendidikan Transformatif, 2(1), 184-196.

Setiawan, A. F., et al. (2022). Analisis gaya bahasa dalam lirik lagu Bertaut Nadin Amizah: Kajian stilistika. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Siswantoro. (2010). Metode penelitian sastra. Surakarta: Pusat Pelajar.

Supu, F. I. W. (2021). Representasi jati diri orang Gorontalo melalui bahasa daerah. Verba Vitae, 2(2), 177-198.

Sugiyono. (2021). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Suryaningsih, L. (2021). Analisis penggunaan gaya bahasa sarkasme pada lirik lagu Mbojo. Ainara Journal, 2(3), 274–280.

Tolapa, M., & Ratnasari, D. (2022). Eksistensi bahasa daerah dalam aktivitas komunikasi masyarakat di wilayah konservasi budaya desa Talumelito, Kabupaten Gorontalo. Al Qisthi Jurnal Sosial dan Politik, 12(1), 26–33.

Tjahyadi, I. (2020). Mengulik kembali pengertian sastra. Sastra dan Filsafat, Universitas Panca Marga.

Uli, I., Wiguna, M. Z., & Agustina, R. (2016). Analisis gaya bahasa pada lirik lagu daerah Pontianak dan pemanfaatannya sebagai bahan pembelajaran apresiasi puisi di SMA. Jurnal Pendidikan Bahasa, 5(1), 100-115.

Wellek, R., & Warren, A. (2016). Teori kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Yustina, S. N. (2024). Diksi dan gaya bahasa pada lirik lagu album Tanpa Aku karya Panji Sakti. Skripsi, FKIP Universitas PGRI Madiun.

Downloads

Published

2025-01-21

How to Cite

Warouw, M., Monoarfa, S., & Loho, J. J. (2025). ANALISIS GAYA BAHASA PADA LAGU DAERAH GORONTALO DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA. KOMPETENSI, 4(8), 551-559. https://doi.org/10.53682/kompetensi.v4i8.10264