ART THERAPY SEBAGAI MEDIA KATARSIS BAGI YAYOI KUSAMA DALAM BERKARYA SENI RUPA
DOI:
https://doi.org/10.53682/kompetensi.v5i1.10847Keywords:
Art Therapy, Media Katarsis, Yayoi Kusama, Seni RupaAbstract
Yayoi Kusama adalah seorang seniman kontemporer asal Jepang yang dikenal karena menjadikan seni sebagai bentuk terapi dalam menghadapi gangguan mentalnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap berbagai aspek psikologis dalam karya Kusama serta menganalisis penggunaan art therapy sebagai media katarsis baginya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data yang digunakan berupa teks dan konsep yang diperoleh melalui studi literatur. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif dengan tahapan interpretasi yang mendalam untuk memperoleh kesimpulan yang akurat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa art therapy merupakan metode yang efektif sebagai media katarsis bagi Yayoi Kusama dalam berkarya seni. Melalui seni, Kusama mampu merepresentasikan kembali pengalaman traumatisnya dalam bentuk visual, sehingga dapat menyalurkan emosi negatif dan mengatasi ketakutannya. Proses ini tidak hanya berkontribusi pada pemulihan psikologisnya, tetapi juga memperkaya makna dalam karya-karyanya. Dengan demikian, penelitian ini memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang art therapy sebagai media katarsis dalam seni rupa, khususnya dalam konteks karya-karya Yayoi Kusama.
References
American Psychiatric Association. (2015). Understanding mental disorders: Your guide to DSM-5. American Psychiatric Pub.
Apriyono, A. (2018, Mei 13). Yayoi Kusama, seniman yang mengguncang dunia. Fimela. Diakses pada 13 Mei 2024, dari https://www.fimela.com/lifestyle/read/3519942/punya-gangguan-jiwa-yayoi-kusama-justru-jadi-seniman-yang-mengguncang-dunia
Dailey, M. (2016). Yayoi Kusama: Art as an escape. BA History of Art, SOAS, University of London.
Dhani, A. (2017). Yayoi Kusama sang ratu polkadot. Tirto.id. Diakses pada 13 Mei 2024, dari https://tirto.id/yayoi-kusama-sang-ratu-polkadot-cwhP
Drake, J. E., Coleman, K., & Winner, E. (2011). Short-term mood repair through art: Effects of medium and strategy. Art Therapy, 28(1), 26–30.
Encyclopaedia Britannica. (2018). Catharsis. Diakses pada 22 Desember 2024, dari https://www.britannica.com/art/catharsis-criticism
Ernawati, E. (2019). Psikologis dalam seni: Katarsis sebagai representasi dalam karya seni rupa. DESKOVI: Art and Design Journal, 2(2), 105–112.
Great Art Explained. (2022, Maret 22). Yayoi Kusama [Video]. YouTube. https://www.youtube.com
Hoptman, L. (1958). Down to zero: Yayoi Kusama and the European New Tendency. Love Forever: Yayoi Kusama, 1968, 42–59.
Hou, W., & De Vleeschauwer, J. T. (2023). Analysis and study of the expression of loneliness in the works of modern and contemporary artists. International Journal of Innovation, 17(1), 480–497.
Kusama: Infinity. (2018). [Film dokumenter]. Heather Lenz, Produksi Tokyo Lee.
Korhonen, A. (2020). Representation of obsessions and compulsions in art: Tick-tock on the clock//but the party don’t stop video installation as a case study.
McCullough, C. (2009). A child’s use of transitional objects in art therapy to cope with divorce. Art Therapy, 26(1), 19–25.
Munroe, A. (1948). Between heaven and earth: The literary art of Yayoi Kusama. Love Forever: Yayoi Kusama, 1968, 82.
Murphy, A. (2020). Can the artist avail of the therapeutic benefits of art? (Doctoral dissertation, Fine Art, National College of Art and Design, Dublin).
Murwanti, A., Widyakirana, R., & Hanif, A. R. (2018). Yayoi Kusama: Life is the heart of a rainbow. Jakarta: Museum Macan.
Naumberg, M. (2004). What is art therapy? In Dynamically oriented art therapy.
Pachciarek, P. (2014). Mindfulness art of Yayoi Kusama. Art of the Orient, 3, 171–192.
Rahardjo, M. (2017). Studi kasus dalam penelitian kualitatif: Konsep dan prosedurnya. Universitas Islam Negeri Malang Repository. http://repository.UINMalang.ac.id/1104/1/studi-kasus-dalam-penelitian-kualitatif
Renny, M. (2018). Art therapy sebagai media katarsis bagi remaja panti asuhan yang orang tuanya bercerai. (Skripsi, Fakultas Psikologi, Universitas Tarumanagara, Jakarta).
Sugiyono. (2015). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tunggal, N. (2018, Mei 13). Nyala obsesi Yayoi Kusama. Kompas.id. Diakses pada 27 Agustus 2024, dari https://www.kompas.id/baca/hiburan/2018/05/13/nyala-obsesi-yayoi-kusama
Turner, G., & Kusama, Y. (1999). Yayoi Kusama. Bomb, (66), 62–69.
White, K. (2022). Yayoi Kusama’s playful ‘Obliteration Room’ has been a hit for 20 years.
Cherry, K. (2024, Juni 12). Sublimation in psychology. Verywell Mind. Diakses pada 12 Juni 2024, dari https://www.verywellmind.com/what-is-sublimation-in-psychology-4172222
Yalom, I. D. (2020). Existential psychotherapy. Hachette UK.
Zelevansky, L. (1958). Driving image: Yayoi Kusama in New York. Love Forever: Yayoi Kusama, 1968, 10–41.
Zinnes, H. (1998). Love forever: Yayoi Kusama, 1958–68. Chicago Review, 44(3/4), 187–192.
Mert, T. (2022). A life between going crazy and healing: Yayoi Kusama. Studio Mercado. Diakses pada 19 Juli 2024, dari https://en.studiomercado.com/post/a-life-between-going-crazy-and-healing-yayoi-kusama
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 KOMPETENSI

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.