PENGARUH MUSIK BAGI TINGKAT KESENANGAN PENUMPANG MIKROLET TUMINTING PASAR 45
DOI:
https://doi.org/10.53682/kompetensi.v1i09.2896Keywords:
Tingkat, Kesenangan, PenumpangAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah musik itu mempengaruhi penumpang pada mikrolet tuminting pasar 45 Manado. Penelitian ini menggunakan teori musikologi. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif untuk mengetahui dan mengidetifikasi hasil penelitian yang akan dilakukan di lapangan, berkaitan dengan pandangan masyarakat tentang pengaruh musik terhadap penumpang. Data-data yang dikumpulkan melalui wawancara, pengambilan foto/gambar, dengan data-data tertulis. Hampir semua mikrolet di Manado diperlengkapi sound system yang mewah dan lengkap, seperti sebuah studio musik berjalan.Hal tersebut dilakukan untuk memberikan kenyamanan pada penumpang agar mereka tertarik untuk naik di mikrolet mereka. Penumpang kota biasanya selektif memilih mikro, mereka menunggu mikro yang terlihat indah dan mewah. Menurut penumpang, pemberian musik di kendaraan mikrolet sangat bagus karena mereka merasa nyaman dan senang ketika mendengarkan musik disaat melakukan perjalanan ke tempat tujuan. penumpang yang masih mudah atau umurnya di bawah 30an lebih menyukai musik pop terkini yang sedang tren, musik hip-hop atau rap, musik RnB dan ada juga beberapa yang menyukai musik instrumen. Dan mereka yang umurnya di atas 30an lebih menyukai musik pop dan musik instrumen. Mereka yang masih muda, masih sekolah atau umurnya dibawa 30an merasa senang ketika mendengarkan musik pop yang lagi tren, musik hip-hop atau rap dan musik RnB, ketika mendengarkan musik-musik tersebut mereka bernyanyi mengikuti liriknya sampai selesai, ada juga yang merasa sangat senang sehingga bernyanyi sambil berjoged, dan mereka yang umurnya di atas 30an tidak merasa senang ketika mendengarkan musik-musik tersebut malahan merasa terganggu, mereka lebih menyukai musik pop yang dibawa tahun 2000an kebawa dan musik instrumental, ketika mereka mendengarkan musik tersebut mereka bernostalgia sampai ada yang merasa kembali di masa lalu. Dan mereka yang umurnya 50an keatas mengatakan tidak suka mendengarkan musik dengan suara volume yang terlalu kuat karena getaran suaranya membuat pendengaran menjadi tertanggu, efek dari getaran membuat jantung terganggu, berkomunikasi dengan penumpang lain menjadi terganggu dan juga pada saat menelfon menjadi terganggu.
References
Salim, Djohan. 2009. psikologi Ilmu Musik Yogyakarta: Distributor Terbaik.
Nitisemito, Alex. S. 2002. Manajemen personalia, edisi revisi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Mangkunegara, Prabu Anwar. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Theodora, Sinaga. 2013. Musik Klasik Sebagai Alternatif Mengatasi Gangguan Tidur Pada Penderita Insomnia. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 19 No. 72.
Salim, Djohan. 2005. Psikologi Musik Cetakan Kedua Yogyakarta: Buku Baik.
Ainoer, Roffiq, et al. 2017. Media Musik dan Lagu pada Proses PembelajaranāJurnalPendidikanDasar Indonesia, 2, No. 2.
Assagoli, Roberto. 1976.Pcychosynthesis. New York : Penguin Books
Stevens, S.S.1981 Bunyi dan Pendengaran. Jakarta : Tira Pustaka.
Sudjana, Nana, and Ibrahim. (1989). Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung : Sinar Baru.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.