MAKNA TUTURAN DALAM TRADISI TULUDE MASYARAKAT SANGIHE DAN IMPLIKASINYA BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA
DOI:
https://doi.org/10.53682/kompetensi.v2i9.4762Abstract
Tujuan penelitian ini ialah 1) untuk mendeskripsikan makna tuturan dalam tradisi tulude masyarakat Sangihe. 2) untuk mendeskripsikan implikasi makna tuturan dalam tradisi tulude masyarakat Sangihe bagi pembentukan karakter siswa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Untuk mengumpulkan data teknik yang digunakan ialah teknik observasi(pengamatan), wawancara(interview) dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis kualitatif dengan menggunakan metode analisis konten. Hasil penelitian menunjukkan : 1) Dari aspek kebahasaan tuturan tradisi tulude berpola S-P-O-(K) dan susunan kalimatnya merupakan kalimat majemuk. 2) Dari segi makna, tradisi tulude mengandung makna : a. Memuji kepada Tuhan Ruata Ghenggona (Tuhan Yang Maha Kuasa, Ruata Sembalangi (Tuhan yang melindungi), melingkupi seluruh ciptaannya (seruluang mangengkung liwutang ) Ruata banggilu kawasa (Tuhan sumber kekuatan). b. Memohon kepada Tuhan untuk turun dan mengamati / melihat masyarakat Sangihe. c. Menyatakan melalui doa (gahagho megegahagho). d. Menyatakan tujuan agar Tuhan menurunkan kedamaian (piangkamang) kepada masyarakat Sangihe. 3) Dalam rangka pembentukan karakter siswa, tradisi tulude dapat : a. Dalam setiap kegiatan, siswa dibiasakan senantiasa memuji sang Pencipta, memohon kepada sang Pencipta serta berdoa. b. Siswa dibekali pengetahuan untuk senantiasa mencintai perdamaian. c. Siswa dibekali pengetahuan tentang sifat-sifat Tuhan.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 KOMPETENSI
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.