NYANYIAN BAODE YANG ADA DI DESA LANDONAN-BEBEAU KECAMATAN BUKO SELATAN KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN
DOI:
https://doi.org/10.53682/kompetensi.v2i11.5701Keywords:
Nyanyian Baode, Desa Landonan-BebeauAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang struktur secara umum baik itu bentuk dan bagaimana proses pelaksanaan nyayian Baode dalam kehidupan masyarakat Banggai Kepulauan secara khusus di Desa Landonan-Bebeau Kecamatan Buko Selatan Kabupaten Banggai Kepulauan. Permasalahan yang menjadi perhatian utama adalah bagaimana fungsi nyanyian Baode di Desa Landonan-Bebeau Kecamatan Buko Selatan Kabupaten Banggai Kepulauan dan bagaimana keberadaan nyanyian Baode pada masyarakat yang ada di Desa Landonan-Bebeau Kecamatan Buko Selatan Kabupaten Banggai Kepulauan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dengan menggunakan observasi, dokumentasi, dan wawancara sebagai teknik pengumpulan data. Kesenian tradisional yang ada di desa Landonan-Bebeau diantaranya, Balatindak, Salendeng, Batong, Ridan, dan juga Baode. Kesenian tersebut biasanya ditampilkan pada acara-acara tertentu, seperti acara adat ataupun penyambutan tamu daerah yang datang berkunjung di Desa Landonan-Bebeau. Salah satu kesenian yang paling sering di tampilkan pada acara atau kegiatan-kegiatan tersebut adalah nyanyian Baode. Baode merupakan syair lagu yang sederhana yang mengungkapkan pesan Moral, Nasihat, kebahagiaan, atau kesedihan, yang dituturkan dengan nada serta tempo yang berbeda. Kesenian ini tergolong sangat unik dan tentunya patut dijaga dan dilestarikan secara turun-temurun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nyayian Baode warisan budaya suku Banggai yang memegang peranan penting dalam tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Banggai Kepulauan khususnya di Desa Landonan-Bebeau. Fungsi dari nyayian Baode pada zaman dulu antara lain: sebagai mengundang roh leluhur, pelengkap upacara adat dan keagamaan, penyambutan raja atau tamu agung, sebagai sarana hiburan, sebagai sarana pertunjukan dan kebudayaan daerah. Oleh karena itu, tokoh adat, tokoh masyarakat bahkan semua pihak yang terkait diharapkan untuk dapat mengambil bagian dalam upaya melestarikan budaya nyayian Baode ini agar dapat diwariskan pada generasi berikutnya
References
Amer, Christine. 1973. Harper’s Dictionary of Music. London: Noble Books
Bakker, 1897. Filsafat Kebudayaan. (Yogyakarta : Kanisius dan BPK Gunung Mulya)
Bambang, 1999. Pentas kesenian kuda kepang dan tari lengger, ( Jawa Tengah : Kelompok LGBT)
Creswell, J.W, 1998. Qualitative Inquiry and Research Design. (California: Sage Publication)
Haviland, Wiliam A. 1993. Antropologi. (Jakarta : Erlangga)
https://muhamadriyadi333.wodpress.com/tentang-musik/fungsi-musik-dalam-kehidupan-manusia/ diakses pada Sabtu, 25 September 2021 pada pukul 15:00 WITA.
Jeff Todd, Titon, 1992. Worlds of Music, 2nd (New York: Schirmer Books)
Keraf Gorys, 1989. Komposisi sebuah Kemahiran Bahasa. (Jakarta: Nusa Indah)
Koentjaraningrat. 1985. Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta : Aksara Baru)
Koentjaningrat, 1970. Manusia dan kebudayaan di Indonesia, (Jakarta: Djambatan)
Lafifah Diah, 2000. Panduan menguasai pendidikan kesenian 1, (Bandung: Ganeca Exact)
Maru, Mister Gidion, et.all.. (2018). Children’s Story Books: Introducing Cultural Hybridity, Shaping Intercultural Sensitivity for Foreign Language Young Learners (An Observation to Gramedia Books in 2017). Proceedings of the 1st International Conference on Social Sciences (ICSS 2018). Atlantis Press. No 226. Pp 894-899
Mahmud, K, 2001. Babad Banggai Sepintas kilas, (Banggai: Buku Baik)
Moleong, L J, 1990. Penelitian Metodologi Kualitatif. (Jakarta: Rosda Karya)
Mokili Aldrino, 2017. “Poponding, Musik Tradisional Banggai Kepulauan”, (Skripsi Jurusan Seni Rupa dan Kerajinan Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Manado
Nettl Bruno, 1983. The Study of Ethnomusicology. Urbana, Chicago, and Landon: Universityn of Illinois Press
Parto, Suhardjo. 1990. “Folk Tradision as a key to the Understanding of Music Cultures of Jawa and Bali.”(disertasi untuk meraih gelar Doktor dalam ilmu Sastra (etnomusicology), di Oska University.
Pegg, Carole, 2008. Ethnomusicology, Grove Musik Online ed. L. Macy, Accessed: February 3
Prasetnya Tri Joko, 2013. Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta : Rinaka Cipta).
Rohidi, 2000. Kesenian Dalam Pendekatan Kebudayaan, (Bandung : STISI Press)
Rohidi, T. R, 1992. Analisis Kualitatif dalam Lembaran Penelitian, (Semarang: Pusat Penelitian IKIP)
Sarayar Nikbert Widyata, 2015. Sejarah Lahir dan Perkemangan Struktur Komposisi Instrumen Ansambel Musik Kolintang Kayu Minahasa. Skripsi. Manado: FBS Universitas Negeri Manado
Sarwono Jonathan, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha)
Silado Remi, 1983. Menuju apresiasi Musik, (Bandung: Angkasa)
Soedarsono R. M, 1999. Seni Pertunjukan Indonesia di era globalisasi, (Jakarta: Depdikbud)
Soekito Wiratmo. 1992. Transformasi Kebudayaan dalam Era Globalisasi. Jurnal recital Basis XLI No. 12. Universitas Negeri Yogyakarta.
Suwaji, Bastomi, 1992 & 1980. Apresiasi Kesenian Tradisional, Seni Musik Untuk SMA (sigma). (Semarang, Solo: ikipsemarang pres. Basuki, Sugeng dkk. Tiga serangkai)
Sumardjan Selo, 1980. Kesenian dalam Perubahan Kebudayaan, (Bandung: Analisis Kebudayaan)
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: Alfabeta)
Taylor, E.B, 1871. Primitive Culture, (Landon : John Murray Albemarle Street)
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 KOMPETENSI
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.