ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JERMAN DAN BAHASA MELAYU PAPUA
DOI:
https://doi.org/10.53682/kompetensi.v4i2.8522Keywords:
Kalimat Imperatif, Bahasa Jerman, Bahasa Melayu Papua, Analisis KontrastifAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan persamaan dan perbedaan dalam struktur kalimat imperatif antara bahasa Jerman dan bahasa Melayu Papua. Metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif dengan analisis kontrastif. Teknik pengumpulan data yang diterapkan adalah studi kepustakaan, dengan fokus pada data primer dari buku-buku yang membahas pembentukan kalimat imperatif dalam kedua bahasa tersebut. Hasil penelitian menunjukkan adanya persamaan dan perbedaan dalam kalimat imperatif bahasa Jerman dan bahasa Melayu Papua. Salah satu persamaannya adalah penggunaan kalimat imperatif dalam bahasa Jerman untuk du-form, ihr-form dengan ko, kam dalam bahasa Melayu Papua memiliki bentuk yang serupa, di mana pihak yang di sapa tidak disebutkan secara eksplisit. Selain itu, kata kerja pada kalimat imperatif bahasa Jerman dan beberapa kalimat perintah bahasa Melayu Papua ditempatkan pada posisi awal. Namun, perbedaan muncul dalam konjugasi kata kerja dalam kalimat perintah bahasa Jerman, yang dapat disesuaikan dengan subjek, sementara bahasa Melayu Papua tidak memiliki aturan konjugasi serupa. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan bagi pembelajar bahasa Jerman dalam membentuk kalimat imperatif, terutama dalam menentukan konjugasi kata kerja. Kendala ini lebih kompleks ketika kata kerja bersifat unregelmäßige Verben (tidak beraturan) atau Trennbare Verben (dapat dipisahkan). Dengan demikian, salah satu kesalahan yang mungkin terjadi pada pembelajar bahasa Jerman adalah kesulitan menentukan konjugasi pada kata kerja dalam pembentukan kalimat imperatif.
References
Alwi, H., Dardjowidjojo, S., Lapoliwa, H., & Moeliono, A. M. (1992). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Chaer, A. (2003). Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dengler, S., Rusch, P., Schmitz, H., & Sieber, T. (2017). Netzwerk Deutsch als Fremdsprache A1 Kursbuch. Jakarta: PT Katalis Mitra Plaosan.
Donohue, M., & Sawaki, Y. (2007). Papuan Malay pronominals: Forms and functions. Oceanic Linguistics, 46(1), 253-276. https://doi.org/10.1353/ol.2007.0017.
Dreyer, H. & Schmitt, R. (1985). Lehr und Übungsbuch der deutschen Grammatik: Neubearbeitung. HUEBER VERLAG GMBH & CO. KG.
Gau, S. (2011). Menjejaki Bahasa melayu maluku di Papua: Kerangka pengenalan. Jurnal Elektronik Jabatan Bahasa dan Kebudayaan Melayu, 3, 21-40.
Ginanti, I., & Mulyadi, M. (2018). Kalimat koordinatif dalam bahasa melayu serdang: Analisis x-bar. LingTera, 5(2), 144-153. http://dx.doi.org/10.21831/lt.v5i2.21515.
Goebel, Z. (2019). Rapport and the Discursive Co-Construction of Social Relations in Fieldwork Encounters. Berlin, Boston: De Gruyter Mouton. https://doi.org/10.1515/9781501507830.
Herniti, E. (2017). Islam dan perkembangan bahasa Melayu. Jurnal Lektur Keagamaan, 15(1), 81-96. https://doi.org/10.31291/jlk.v15i1.516.
Hidayah, Z. (2015). Ensiklopedi suku bangsa di Indonesia. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Hindom, H. & Yulianto, B. (2023). Perbedaan Struktur Kalimat Bahasa Indonesia dengan Struktur Bahasa Indonesia Kalimat Dialek Papua: Kajian Linguistik Komperatif. Bapala, 10(4), 258-268. Diakses dari https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bapala/article/view/55701.
Holil, M. (2016). Naskah-Naskah Islam Papua. Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara, 7(1), 167-183.
Inayatusshalihah, I. (2018). Ketahanan Bahasa Hatam di Tengah Ancaman Kepunahan (Hatam Vitality under the Threat of Language Extinction). Sirok Bastra, 6(2), 117-127.
Kabangunan, C. (2013). Pembentukan Anak Kalimat ysng berperssn sebagai Obyek Kalimat dalam Bahasa Jerman dan Bahasa Indonesia: Suatu Analisis Kontrastif. Unpublished Skripsi, Universitas Negeri Manado.
Kisworo W. M., & Sofana, I. (2017). Menulis Karya Ilmiah. Bandung: Informatika.
Kluge, A. (2014). A grammar of Papuan Malay. Netherlands Graduate School of Linguistics.
Kluge, Angela. 2017. A grammar of Papuan Malay (Studies in Diversity Linguistics 11). Berlin: Language Science Press. http://dx.doi.org/10.5281/zenodo.376415.
Kosasih, E. (2017). Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: Yrama Widya.
Kridalaksana, H. (1993). Kamus Limgustik. Jakarta: PT. Gramedia Jakarta.
Lado, R. (1957). Linguistics across Cultures: Applied Linguistics and Language Teachers. University of Michigan Press, Ann Arbor.
Rahardi, K., (2005). Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Salamah, S. (2022). Pemerolehan Bahasa Pertama Pada Anak Usia Dini. Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 7(1), 27-34. https://doi.org/10.32696/jp2bs.v7i1.1214.
Soedjito & Saryono, D. (2012). Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Malang: Aditya Media
Sugono, D. (2019). Sintaksis Bahasa Indonesia: Analisis Fungsi Sintaktik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Tarigan, H. G. (2009). Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa. Bandung: Angkasa
Tim Penerjemah Melayu Papua. (2016). Tong Pu Cerita. Jayapura: YMP3
Tombeng. G. Z. A. (2022). Analisis Kontratif Kata Bilangan Bahasa Jerman dan Bahasa Indonesia. Unpublished Skripsi, Universitas Negeri Manado.
Warami, H. (2014). Bahasa Melayu Di Tanah Papua: Rekam Jejak Bahasa Melayu Papua. Noken Jurnal Ilmiah Bahasa, Sastra & Sosial-Budaya, 2(2), 182-190.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 KOMPETENSI

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.