ANALISIS PESAN MORAL DALAM FILM PENYALIN CAHAYA KARYA HENRICUS WREGAS BHANUTEJA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI TINGKAT PERGURUAN TINGGI

Authors

  • Yulia Dwi Kusmiyati Universitas Negeri Manado
  • Kamajaya Al Katuuk Universitas Negeri Manado
  • Oldie S. Meruntu Universitas Negeri Manado

DOI:

https://doi.org/10.53682/kompetensi.v4i7.9072

Keywords:

Pesan Moral, Film Penyalin Cahaya, Pembelajaran Sastra

Abstract

Penelitian ini menganalisis pesan moral dalam film Penyalin Cahaya karya Henricus Wregas Bhanuteja dan implikasinya terhadap pembelajaran sastra di Perguruan Tinggi. Film ini dirilis pada 8 Oktober 2021 di Festival Film Internasional Busan. Menggunakan metode deskriptif kualitatif, penelitian ini menerapkan teknik pengumpulan data melalui dokumentasi dan simak catat, serta analisis isi sebagai teknik analisis data. Hasil penelitian mengungkapkan dua kategori pesan moral: individual (meliputi eksistensi diri, harga diri, kepercayaan diri, emosi, tanggung jawab, dan sopan santun) dan sosial (mencakup berpikiran positif, tolong-menolong, cinta kasih, dan saling menghargai). Penelitian menyimpulkan bahwa film Penyalin Cahaya merupakan media efektif dalam pembelajaran sastra di perguruan tinggi untuk membangun karakter mahasiswa. Film ini relevan dengan kurikulum pembelajaran tingkat perguruan tinggi, khususnya Kurikulum Merdeka. Implementasinya sangat sesuai untuk mata kuliah Apresiasi Film di semester IV, memungkinkan mahasiswa mengidentifikasi nilai-nilai positif dalam film untuk pengembangan karakter.

References

Agus, T. N. (2023). Nilai Moral dalam Novel Cinta Subuh Karya Alii Farighi dan Implikasinya pada Pembelajaran di SMA. Skripsim Universitas Lampung. Diakses dari http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/70290

Al Katuuk, U. M. K., Iroth, S., & Djakaria, S. (2023). Behavior Psychology Learning Management of Cultural Change Conflict based on the Media Film the Last Samurai. Journal for ReAttach Therapy and Developmental Diversities, 6(4s), 301-315. Diunduh dari https://jrtdd.com/index.php/journal/article/view/447.

Ali, M. (2020). Pembelajaran bahasa indonesia dan sastra (basastra) di sekolah dasar. PERNIK, 3(1), 35-44. https://doi.org/10.31851/pernik.v3i2.4839.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Buku Panduan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Kemdikbud

Endraswara, S. (2016). Ekokritik Sastra. Yogyakarta: Morfalingua.

Fuaduddin, F. (2018). Problematika Pembelajaran Sastra Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. eL-Muhbib jurnal pemikiran dan penelitian pendidikan dasar, 2(1), 29-40. https://doi.org/10.52266/el-muhbib.v2i1.235

Kusumastuti, W. (2021). Pesan Moral Pada Film IMPERFECT (Analisis Wacana Teun A. Van Dijk). Skripsi, IAIN Ponorogo. Diunduh dari http://etheses.iainponorogo.ac.id/13828/1/Ethesis.pdf

Larasati, T. R. (2021). Kritik Sosial dalam Film Jembatan Pensil dan Implikasinya pada Pembelajaran Sastra Kelas XI SMA. Prosiding Konferensi Ilmiah Pendidikan, 2, 585-592. Diakses dari https://proceeding.unikal.ac.id/index.php/kip/article/view/783

Marentek, C., Palar, W. R., & Pangemanan, N. J. (2021). Citra Perempuan dan Ketidakadilan Gender dalam Novel “Saat Hati Telah Memilih” Karya Mira W dan Implikasinya bagi Pembelajaran Sastra di Sekolah. Jurnal Bahtra, 2(1). https://doi.org/10.31949/educatio.v8i2.2225

Nugraha, D. (2021). Pembelajaran sastra di sekolah: Sebelum, selama, dan sesudah pandemi (literature learning in school: Before, during, and after pandemic). Jurnal Ilmiah Didaktika, 22(1), 37-62. http://dx.doi.org/10.22373/jid.v22i1.8708.

Nurdin, H. (2019). Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Media Sahabat Cendekia.

Nurgiyantoro, B. (2018). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pantow, M. F., Ratu, D. M., & Meruntu, O. S. (2021). Nilai-nilai Moral dalam Teks Anekdot Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Implikasinya bagi Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah. Jurnal Bahtra, 1(2). https://doi.org/10.36412/jb.v1i2.2536.g1460

Purnomo, A. N., Widagdo, M. B., & Yusriana, A. (2023). Pemaknaan Khalayak terhadap Sikap Keterbukaan Diri Penyintas Kekerasan Seksual dalam Film Penyalin Cahaya (2021). Interaksi Online, 12(1), 1-24.

Saifur, R. (2020). Pembelajaran Cerpen. Jakarta Timur: Bumi Aksara.

Santoso, A. (2012). Hukum, Moral, & Keadilan. Jakarta: Prenada Group.

Sugiyono (2020). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Suwarsono, V. S., Pengemanan, N. J., & Meruntu, O. S. (2021). Nilai Pendidikan Karakter dalam Dongeng “Mamanua dan Walansendow “dan “Burung Kekekow yang Malang” dan Implikasinya dalam Pembelajaran Sastra di Sekolah. Jurnal Bahtra, 1(2). https://doi.org/10.36412/jb.v1i2

Tiara, A., & Nirmawan, N. (2023). Analisis Nilai Moral dan Nilai Budaya Pada Film “Penyalin Cahaya” Karya Wregas Bhanuteja. Bahterasia: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 4(1), 9-21. https://doi.org/10.30596/jpbsi.v4i1.14254

Tim 1 Bidang Kurikulum dan Kampus Merdeka. (2020). Draft Buku Panduan Kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Universitar Bandar Lampung.

Wicaksono, A. (2017). Pengkajian Prosa Fiksi (edisi revisi). Yogyakarta: Garudhawaca

Zakiyyah, Y. N., & Prawoto, E. C. (2023). Nilai Kejujuran Pada Film Penyalin Cahaya: Kajian Sosiologi Sastra. ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 4(1), 133-151. https://doi.org/10.37304/enggang.v4i1.12130.

Downloads

Published

2025-01-21

How to Cite

Kusmiyati, Y. D., Katuuk, K. A. ., & Meruntu, O. S. . (2025). ANALISIS PESAN MORAL DALAM FILM PENYALIN CAHAYA KARYA HENRICUS WREGAS BHANUTEJA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI TINGKAT PERGURUAN TINGGI. KOMPETENSI, 4(7), 425-437. https://doi.org/10.53682/kompetensi.v4i7.9072