Kondisi Sosial Ekonomi Masa Pembangunan Kereta Api Hindia Belanda Di Semarang Abad XIX
DOI:
https://doi.org/10.53682/jpsunima.v1i2.3356Keywords:
Hindia-Belanda, Kereta Api, Tanam PaksaAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan menggambarkan awal mula adanya kereta api di Semarang abad ke-19, menjelaskan bagaimana adanya perusahaan yang menaungi pembangunan kereta api serta menganalisis kondisi sosial ekonomi masa pembangunan kereta api abad ke-19. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah menurut Louis Gottschalk dengan tahapan sebagai berikut: heuristik, kritik, interpretasi, historiografi. Sejak diberlakukannya kebijakan ekonomi liberal tahun 1870 di tanah jajahan mengakibatkan penanaman modal asing membludak. Mengakibatkan banyaknya muncul pabrik dan perkebunan di kota maupun pedalaman. Komoditas tanaman perkebunan seperti tebu, kopi, nila dan tembakau mengalami pertumbuhan yang pesat. Pertumbuhan ini kurang diimbangi dengan adanya transportasi yang memadai. Pemerintah Hindia-Belanda berupaya mengatasi hal ini dengan membangun transportasi kereta api. Pembangunan kereta api merupakan proyek pembangunan infrastruktur terbesar pada pertengahan abad ke-19 serta merupakan bagian dari penerapan teknologi barat di Hindia Belanda. Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) diawali pembangunan rel Semarang-Tanggung di Desa Kemijen Semarang. Transportasi kereta api memberikan pengaruh yang besar bagi masyarakat sehingga terjadi perubahan sosial dan ekonomi.