TRADISI MENDARISI BARE DI DESA LELIPANG KEPULAUAN SANGIHE

Authors

  • Nain Onto Jurusan Pendidikan Sejarah
  • Ruth Umbase Universitas Negeri Manado
  • Hetreda Terry Universitas Negeri Manado

Keywords:

Tradisi Mendarisi Bare

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis Tradisi Mendarisi Bare Di Desa Lelipang Kepulauan Sangihe. Metode penelitian yang diggunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Metode penelitian kualitatif bertujuan untuk memberikan gambaran secara sistematis, faktiul dan akurat. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil di lapangan menunjukan bahwa tradisi mendarisi bare masih tetap dipertahankan dan bermanfaat dalam memperkuat sosial budaya seperti gotong royong, kebersamaan, kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Meskipun secara atministratif pemerintahan desa lelipang telah diresmikan berdirinya pada tahun 1990, tetaoi tradisi mendarisi bare telah di lakukan oleh masyarakat jauh sebelum itu. Pembangunan rumah pada masyarakat sangihe sebelum masuknya Spanyol dan Belanda dibangun menyatuh dengan tempat pembuatan Sagu. Bentuk rumah mereka disebut bare pemangkonang.  Rumah tinggal mereka hanya satu bilik. Setelah datangnya Bangsa Spanyol yang kemudia di ikuti Bangsa Belanda maka masyarakat mulai membangun rumah dengan beberapa bilik. Bangunan rumah biasanya terdiri dari bamboo dan kayu sendangkan atapbya terbuat dari daun humbia(Sagu) dan menghadap kearah utara dengan sejumlah aturan berdasarkan penentuan hari yang baik untuk keseluruhan kegiatan pembangunan rumah

Downloads

Published

2022-06-30

Issue

Section

Articles