Jurnal Pendidikan Sejarah : Media Kajian Pendidikan Sejarah, Ilmu Sosial dan Humaniora https://ejurnal.unima.ac.id/index.php/pendidikan-sejarah <p><strong>JURNAL PENDIDIKAN SEJARAH: MEDIA KAJIAN PENDIDIKAN SEJARAH, ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA </strong><strong>(JPSUNIMA) </strong>is a peer-reviewed journal that provides information for researchers and researchers related to education in history, social sciences, humanities and culture. UNIMA's Journal of Historical Education is published twice a year from June and December</p> Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Manado en-US Jurnal Pendidikan Sejarah : Media Kajian Pendidikan Sejarah, Ilmu Sosial dan Humaniora 2807-7628 RUMAH ADAT TONGKONAN: KAJIAN SEJARAH BUDAYA TORAJA MASYARAKAT DI DESA LEMBANG SE’SENG KECAMATAN BITTUANG KABUPATEN TANA TORAJA https://ejurnal.unima.ac.id/index.php/pendidikan-sejarah/article/view/8182 <p>Tujuan dari penelitian ini adalah Menjelaskan eksistensi rumah adat Tongkonan di desa lembang Se’seng, kecamatan Bittuang, kabupaten Tana Toraja, menganalisis makna yang terkandung dalam ukiran (Passura’) pada rumah adat Tongkonan di desa lembang Se’seng, kecamatan Bittuang, kabupaten Tana Toraja serta mendeskripsikan faktor-faktor yang memengaruhi eksistensi rumah adat Tongkonan dalam kehidupan budaya masyarakat di desa lembang Se’seng, kecamatan Bittuang, kabupaten Tana Toraja. Pada pelaksanaan penelitian ini menggunakan pendekatan strukturistik menurut Christopher Lloyd dan menggunakan metode penelitian sejarah dari Louis Gottschalk yang menerapkan empat tahapan dalam penelitian ini adalah; (1) heuristik, (2) kritik sejarah, (3) interpretasi, (4) historiografi. Hasil penelitian ini rumah adat Tongkonan merupakan pusat atau sentral dan simbol nilai kehidupan masyarakat Toraja sehingga hubungan antar kekeluargaan tetap terjaga. Tongkonan dikatakan sebagai pusat budaya masyarakat Toraja, karena setiap ritual upacara baik upacara rambu solo’ (upacara kematian) maupun rambu tuka’ (mangrara banua, ma’bua, dan pernikahan / aluk rampanan kapa’) atau syukuran akan dilaksanakan pada Tongkonan. Passura’ mengandung makna dan nilai tersebut berbentuk nasehat baik berupa pesan untuk orang Toraja dalam menjalani kehidupannya baik dan benar, selalu bekerja dan saling menghormati senantiasa mempererat persatuan dan kekeluargaan serta takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Yang Maha Kuasa. Keberadaan rumah adat tongkonan sangat dipengaruhi oleh keberlangsungan tradisi dan adat masyarakat Tana Toraja yang masih sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai budaya nenek moyangnya yang masih memeluk kepercayaan aluk todolo, juga dipengaruhi oleh kondisi geografis dan iklim daerah tersebut dan proses pembangunan yang panjang.</p> Lesri Yohanes Burdam Almen Ramaino Copyright (c) 2023 Jurnal Pendidikan Sejarah : Media Kajian Pendidikan Sejarah, Ilmu Sosial dan Humaniora 2023-12-31 2023-12-31 3 2 498 509 EKSISTENSI TARIAN KABASARAN DI TARATARA TOMOHON https://ejurnal.unima.ac.id/index.php/pendidikan-sejarah/article/view/8033 <p>Tarian Kabasaran sampai saat ini masih eksis. Hal itu dapat dilihat dari&nbsp; keberadaannya di tengah Masyarakat. Tarian Kabasaran sering dipertunjukan dalam acara-acara tertentu seperti: penyambutan tamu yang hendak datang di desa; dipertunjukan pada acara-acara&nbsp; penting seperti peringatan HUT proklamasi, Hardiknas bahkan hari ulang tahun gereja atau jemaat, acara pernikahan, acara kematian dan lain-lain. Peran generasi mudah nampak dari keterlibatan mereka dalam melestarikan tarian Kabasaran dalam kehidupan&nbsp; keseharian mereka. Contoh tim kerja yang&nbsp; yang dibentuk dalam rangka pertunjukan tarian kabasaran pada peristiwa-peristiwa tertentu, yang menjadi anggota adalah generasi muda. Tujuan artikel ini adalah untuk mendeskripsikan eksistensi tarian Kabasaran di Taratara Tomohon serta mendeskripsikan peran generasi muda dalam melestarikan tarian Kabasaran di Taratara Tomohon. Penelitian ini menggunakan metode historis dengan empat tahap penelitian yaitu heuristik, kritik saran, interpretasi dan historiografi. Teknik pengumpulan data yaiu wawancara dan dokumentasi. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan <em>analysis interactive model</em> atau model analisis interaktif. Harapan kedepannya agar supaya tarian ini bisa eksis, semua kalangan bisa turut serta kedalam pelesariannya menjadi agen pembaharuan yang memperkenalkan tarian Kabasaran sebagai tarian tradisional masyarakat Minahasa.</p> Refino Naflalia Hetreda Terry Aldegonda Pelealu Copyright (c) 2023 Jurnal Pendidikan Sejarah : Media Kajian Pendidikan Sejarah, Ilmu Sosial dan Humaniora 2023-12-31 2023-12-31 3 2 510 515 AKSARA LONTARA MAKASSAR: JEMBATAN WARISAN BUDAYA ETNIS BUGIS-MAKASSAR https://ejurnal.unima.ac.id/index.php/pendidikan-sejarah/article/view/8444 <p>Artikel ini menyoroti pentingnya aksara, khususnya Lontara, sebagai fondasi kebudayaan yang hidup. Melalui pembacaan aksara, kita dapat memahami sejarah, nilai-nilai, dan pemikiran masyarakat Bugis-Makassar. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan mendalam terhadap fenomena sejarah dan konteks sosial. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, studi kasus, dan analisis dokumen. Penelitian ini bertujuan untuk memahami makna dan interpretasi masyarakat terhadap Lontara Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lontara Makassar memiliki karakteristik unik, menggunakan sistem abugida dan bahan tulisan dari daun palma. Selain sebagai sistem tulisan, Lontara juga berperan sebagai wadah penyimpanan nilai-nilai budaya dan sejarah masyarakat Bugis-Makassar.</p> Nur Allan Lasido Copyright (c) 2023 Jurnal Pendidikan Sejarah : Media Kajian Pendidikan Sejarah, Ilmu Sosial dan Humaniora 2024-01-07 2024-01-07 3 2 SEJARAH TERBENTUKNYA DESA TANAH MIRING KECAMATAN ARU TENGAH KABUPATEN KEPULAUAN ARU https://ejurnal.unima.ac.id/index.php/pendidikan-sejarah/article/view/8186 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah terbentuknya Desa Tanah Miring. Dan Asal-Usul nenek moyang desa tanah miring. Instrument penelitian adalah peneliti itu sendiri di bantu dengan jenis alat yang digunakan adalah: alat tulis (pedoman wawancara, observasi, dan dokumentasi) Dalam penelitian&nbsp; ini informan yang di maksud,&nbsp; yaitu orang-orang yang memahami permasalahan yang diteliti mengenai bagaimana Sejarah Terbentuknya Desa Tanah Miring Kecamatan Aru Tengah Kabupaten&nbsp; Kepulauan Aru dan alat pengumpulannya adalah masyarakat desa Tanah Miring Kabupaten Kepulauan Aru.hasil penelitian menujukan bahwa Sejarah Desa Tanah Miring Sebelum Di Bentuk Dari Marga Selmonay Dan Marga Lefuga Pada Mulanya Kedua Marga Ini Bertempat Di Sebuah pohon, Pohan Waru Atau Di Sebut Dalam Bahasa Manumbai Di&nbsp; Sebut Dengan Mala Lau<strong>, </strong>Dan Kedua Marga Tersebut Membangun Kehidupan Di Desa Tanah Miring Pada Pertamakalinya Mereka Berkebun Dan Sampai Sekarang Masi Mengayomi Kehidupan Bertani di Desa Tanah Miring. Awal mulanya marga Selmonay, marga Lefuga, Lefumonay,&nbsp; berasal dari desa Maririmar dengan nama nenek moyang marga selmonay yaitu Shelo dan Gaidim dan marga Lefuga yaitu Kula Gofi, Marfui dan Soli yang berasal dari desa Maririmar.</p> Yosep Selmonay Meity Najoan Aksilas Dasfordate Copyright (c) 2023 Jurnal Pendidikan Sejarah : Media Kajian Pendidikan Sejarah, Ilmu Sosial dan Humaniora 2023-12-31 2023-12-31 3 2 515 531 PEMBELAJARAN DARING MASA PANDEMI COVID-19 DI SMA NEGERI 1 DOBO https://ejurnal.unima.ac.id/index.php/pendidikan-sejarah/article/view/8183 <p>Pada tahun 2020 pandemi Coronavirus disease (Covid-19) menimpa seluruh negara<br>termasuk Indonesia mengakibatkan proses pembelajaran di sekolah mulai dari TK (Taman Kanak-<br>kanak) hingga PT (Perguruan Tinggi) mengalami perubahan. Untuk mengatasi penyebaran virus<br>tersebut, pemerintah Indonesia mengeluarkan pelbagai kebijakan termasuk kebijakan termasuk<br>kebijakan dalam bidang pendidikan. Salah satu kebijakan pemerintah untuk pendidikan yaitu<br>dikeluarkannya surat edaran tentang pembelajaran daring di era pandemi. Tujuan penelitian ini yaitu<br>menjelaskan persepsi, kendala dan solusi dari pembelajaran daring Mata Pelajaran Sejarah di masa<br>pandemic Covid-19. Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi guru agar dapat<br>melakukan terebosan dan inovasi dalam kegiatan pembelajran, sehingga pembelajaran daring dapat<br>menjadi sutau pembelajaran yang baik, menjadi lebih menarik dan juga menyenangkan. Penelitian ini<br>menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Data-data yang diperoleh kemudian dideskripsikan dan<br>dijelaskan.</p> Jeklin Almen Ramaino Hetreda Terry Copyright (c) 2023 Jurnal Pendidikan Sejarah : Media Kajian Pendidikan Sejarah, Ilmu Sosial dan Humaniora 2023-12-31 2023-12-31 3 2 478 483 SOLIDARITAS MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PENGUCAPAN SYUKUR: KAJIAN SEJARAH SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TOULIANG https://ejurnal.unima.ac.id/index.php/pendidikan-sejarah/article/view/8034 <p>Pengucapan syukur merupakan suatu perayaan yang menggambarkan rasa terima kasih kepada Tuhan atas pemeliharaan-Nya lewat berkat-berkat yang diberikan seperti hasil panen yang diterima oleh masyarakat. Tujuan artikel ini adalah untuk mejelaskan bagaimana wujud solidaritas masyarakat dalam pelaksanaan pengucapan syukur di Desa Touliang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah lisan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan model analisis interaktif. Pengucapan syukur berguna memperkuat, mempererat dan memupuk rasa solidaritas diantara masyarakat dengan di wujudkannya melalui nilai-nilai yang ada di dalamnya yaitu: nilai kebersamaan, nilai kekeluargaan, nilai kepedulian dan nilai menghargai antar sesama. Wujud solidaritas berguna diantara masyarakat Touliang dalam pelaksanaan pengucapan syukur, karena di dorong dengan adanya beberapa faktor antara lain: faktor ekonomi (barter dan saling meminjamkan), faktor agama (kegiatan-kegiatan positif berupa ibadah), faktor budaya (bahasa daerah yang digunakan) dan faktor keluarga (ikatan relasi yang baik antara sesama keluarga), sehingga pengucapan syukur tidak hanya dapat dimaknai dan dipahami dengan begitu saja, melainkan dapat dikaitkan dengan solidaritas yang ada pada masyarakat. Solidaritas dapat membentuk perbuatan yang lebih menonjol antar individu (cara bertamu, makan maupun minum). Solidaritas membentuk akan perbuatan yang sama dan menjadi kesukaan setiap orang (peduli dan menghargai sesama), serta solidarita berguna membentuk kebiasaan yang diakui sebagai salah satu cara prilaku dan pengatur (hubungan kerjasama antar keluarga atau masyarakat). Solidaritas dan pengucapan syukur akan saling berhubungan satu dengan yang lain ketika kekuatan solidaritas dan pengucapan syukur dipelihara, dijaga dan dipertahankan dengan upaya yang dilakukan masyarakat itu sendiri.</p> Julio Maisiouw Meity Najoan Aksilas Dasfordate Copyright (c) 2023 Jurnal Pendidikan Sejarah : Media Kajian Pendidikan Sejarah, Ilmu Sosial dan Humaniora 2023-12-31 2023-12-31 3 2 484 497 ORGANISASI PEMUDA MASA PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA (1908-1928) https://ejurnal.unima.ac.id/index.php/pendidikan-sejarah/article/view/8021 <p>Pergerakan nasional merupakan masa dimana tumbuhnya kesadaran di dalam diri masyarakat Indonesia untuk berusaha berjuang membebaskan diri dari para penjajah. Dimana berjalannya waktu muncul organisasi-organisasi yang dipelopori para pemuda, guna melawan para penjajah demi mencapai kemerdekaan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor yang melatar belakangi lahirnya organisasi pemuda dan mendeskripsikan perjuangan yang dilakukan organisasi pemuda masa pergerakan nasional Indonesia tahun 1908-1928. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan strukturistik oleh Christopher Lloyd dengan metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah menurut March Bloch yang bertujuan untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, memberikan kritik dan melakukan generalisasi data atas suatu permasalahan. Teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan studi literatur atau dokumen yang berkaitan dengan organisasi pemuda masa pergerakan nasional Indonesia. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kritik sejarah, generalisasi dan klasifikasi data/fakta, kemudian&nbsp; dilanjutkan analisis interpretasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa lahirnya organisasi Pemuda masa pergerakan nasional dilatarbelakangi oleh empat faktor yakni pendidikan, sosial budaya, sosial ekonomi dan politik. Lahirnya organisasi Pemuda terbagi menjadi dua jenis yaitu organisasi pergerakan nasional dan organisasi pergerakan lokal. Peletak dasar perjuangan pergerakan organisasi pemuda berawal dari berdirinya Budi Utomo pada tahun 1908, yang membuat para pemuda-pemuda termotivasi untuk membangun organisasi-organisasi dalam memperjuangkan kemerdekaan. Organisasi-organisasi yang lahir pada masa pergerakan nasional setelah berdirinya Budi Utomo antara lain: Perhimpunan Indonesia (1908), Jong Java (1915), Jong Sumateranen Bond (1917), Jong Minahasa (1918), Jong Celebes (1919), Jong ambon (1917), Jong Bataks Bond (1926), Sekar Rukun (1919), Jong Timoreesch Verbond (1921), Pemuda Kaum Betawi (1926), dan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (1926). Dengan adanya -organisasi pemuda tersebut yang berdasar sosial budaya, kemudian dilanjutkan dengan adanya organisasi yang masih bersifat lokal, maka mereka memiliki tujuan untuk mempersatukan dan meningkatkan ikatan hubungan antara anggota-anggota organisasi yang berasal dari masing-masing daerah.</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> Christoforus Harun Hetreda Terry Aksilas Dasfordate Copyright (c) 2023 Jurnal Pendidikan Sejarah : Media Kajian Pendidikan Sejarah, Ilmu Sosial dan Humaniora 2023-12-31 2023-12-31 3 2 449 477 EKSISTENSI TARIAN KABASARAN DALAM MEMBENTUK IDENTITAS MINAHASA DI TONDANO https://ejurnal.unima.ac.id/index.php/pendidikan-sejarah/article/view/8430 <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tarian kabasaran sebagai salah satu faktor pembentuk identitas minahasa serta eksistensinya ditengah masyarakat Minahasa di Tondano. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara, studi pustaka, angket dan studi pustaka sebagai instrumen pengumpulan data. Minahasa memiliki beragam faktor yang membentuk identitas Minahasa, salah satunya ialah tarian tradisional, tarian Kabasaran. Tarian Kabasaran diidentikkan dengan masyarakat Minahasa karena dalam tariannya banyak menyimbolkan nilai luhur orang Minahasa, yakni kegagahan, keberanian, mendengarkan dan menghormati pemimpin. Eksistensi tarian kabasaran masih terlihat di tengah kehidupan masyarakat Minahasa di Tondano, tarian kabasaran ini eksis dalam kegiatan-kegiatan formal seperti penyambutan tamu, lomba dan sebagainya, meski demikian tarian kabasaran belum menyentuh keseluruhan masyarakat Minahasa di Tondano untuk berpartisipasi secara langsung dalam komunitas tari kabasaran.</p> Meive Greyne Kudampa Max L. Tamon Eka Yuliana Rahman Copyright (c) 2023 Jurnal Pendidikan Sejarah : Media Kajian Pendidikan Sejarah, Ilmu Sosial dan Humaniora 2023-12-31 2023-12-31 3 2 548 557 PERJUANGAN ARUNG SINGKANG DAN DOMINASI KOLONIALISME (1726-1765) https://ejurnal.unima.ac.id/index.php/pendidikan-sejarah/article/view/8184 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang memengaruhi perjuangan Arung Singkang serta menganalisis bentuk dan dampak perjuangan Arung Singkang dalam membebaskan kerajaan Wajo dari kekuasaan VOC dan dominasi kerajaan Bone<strong>. </strong>Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah menurut Louis Gottschalk melalui empat tahap, yaitu <em>Pertama</em>, melakukan perumusan masalah dan observasi historis guna memeroleh sumber-sumber yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. <em>Kedua</em>, melakukan kritik sejarah atau pengujian data informasi yang diperoleh dari berbagai sumber. <em>Ketiga</em>, melakukan generalisasi atau kategorisasi data sesuai permasalahan, dan <em>Keempat</em>, melakukan pencarian (analisis) sebab-akibat dari masalah yang diteliti. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: <em>pertama</em>, Wajo mulai muncul sekitar 1399, nama kerajaan ini diambil dari nama sebuah pohon besar yaitu bajok. Di bawah pohon inilah, rakyat&nbsp; Boli mengadakan perjanjian dengan La Tenribali sebelum diangkat menjadi Batara Wajo I. Kemudian Boli dibentuk oleh 3 orang bangsawan yang kemudian mengangkat La Tenribali menjadi raja pada Kerajaan Wajo. <em>Kedua</em>, Faktor-faktor Arung Singkang melakukan perjuangan dalam melawan Kolonialisme disebabkan oleh jatuhnya kerajaan Wajo ketangan Belanda dan Bone yang membuat masyarakat Wajo menjadi sengsara. Belanda juga memonopoli perdagangan sehingga merugikan kerajaan Wajo. Selain itu, karena ada yang diyakini dalam nilai siri’ na pacce. <em>Ketiga</em>, Bentuk perjuangan yang dilakukan Arung Singkang terhadap VOC adalah dengan menyatukan, dan mempersiapkan pasukan Wajo guna melakukan perlawanan, kemudian melakukan serangan terhadap VOC, Serangan ini digencarkan selama beberapa tahun. Arung Singkang akhirnya berhasil mengusir VOC dan Bone dari Wajo.</p> Ridwan Meike Imbar Yohanes Burdam Copyright (c) 2023 Jurnal Pendidikan Sejarah : Media Kajian Pendidikan Sejarah, Ilmu Sosial dan Humaniora 2023-12-31 2023-12-31 3 2 532 547