KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ANAK BINAAN KASUS PERSETUBUHAN DENGAN ANAK
DOI:
https://doi.org/10.53682/pj.v6i3.12108Keywords:
Kebermaknaan Hidup, Anak Binaan, Remaja, Kasus Persetubuhan Dengan AnakAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk melihat kebermaknaan hidup pada remaja akhir yang terlibat dengan kasus persetubuhan dengan anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Tomohon. Dengan memaknai hidup, anak binaan akan merasakan arti dan tujuan hidupnya dalam menjalani kehidupan meskipun harus berada di LAPAS Anak dan dapat melanjutkan hidup dengan baik dalam masyarakat setelah masa tahanan selesai. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi melihat kebermaknaan hidup dengan pengalaman subjektif pada anak binaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan yakni dengan wawancara dan observasi, anak binaan dengan kasus persetubuhan anak telah mendapatkan kebermaknaan hidup selama menjalani masa pidana di LPKA II Tomohon. Anak binaan mampu menghayati kehidupannya dengan mengambil pengalaman dari kesalahan yang ditelah dilakukan di masa lalu. Adapun 6 aspek yang berpengaruh terhadap anak binaan dalam menemukan kebermaknaan hidup antara lain aspek pemahaman diri, makna hidup, pengubahan sikap, keikatan diri, kegiatan terarah, dan dukungan sosial.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Indah N. Parinding, Harol R. Lumapow, Stevi B. Sengkey

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.