SISTEM PENGAWASAN MANAJEMEN MUTU DALAM PELAKSANAAN PROYEK PRESERVASI JALAN DI-DESA WULAUAN-PAPAKELAN
Keywords:
Kinerja Mutu, Perkerasan Aspal, Divisi 6 Dirjen Bina MargaAbstract
Kerusakan yang terjadi lebih awal pada permukaan jalan sebelum mencapai usia yang direncanakan sering
kali ditemukan pada proyek konstruksi jalan. Meskipun beban berlebih pada gandar kendaraan berat
dianggap sebagai faktor utama, ada pula faktor lain seperti kurangnya kepatuhan kontraktor terhadap sistem
manajemen kualitas, penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, serta penggunaan peralatan
yang tidak optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sejauh mana kepentingan dan
penerapan pekerjaan yang sesuai dengan instruksi kerja Divisi 6 Ditjen Bina Marga, serta untuk menilai
hasil kinerja kualitas dalam pelaksanaan perkerasan aspal di lapangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa
pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan telah berhasil meningkatkan produktivitas dan menghasilkan
kualitas yang sesuai dengan perencanaan mutu. Namun, diperlukan inspeksi harian yang lebih intensif
untuk meminimalkan kesalahan. Capaian kinerja mutu tergolong dalam kategori baik hingga sangat baik,
dengan rata-rata tingkat kepentingan pada pekerjaan Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) dan Lapis Resap
Perekat (Tack Coat) sebesar 88,57% (kategori BAIK), serta pekerjaan Campuran Beraspal Panas sebesar
92,43% (kategori SANGAT BAIK). Tingkat penerapan pada pekerjaan Prime Coat adalah 88,57%
(kategori BAIK), Tack Coat 90,90% (kategori SANGAT BAIK), dan Campuran Beraspal Panas 88,82%
(kategori BAIK).