PENGGUNAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DALAM PEMBELAJARAN MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS DI SMP NEGERI 1 AIRMADIDI
DOI:
https://doi.org/10.53682/jpeunima.v3i1.4084Keywords:
Indonesian Realistic Mathematics Learning (PMRI), Equation Straight lineAbstract
ABSTRAK
Pembelajaran materi persamaan garis lurus selama ini diajarkan dengan urutan sajian materi: diajarkan teori/definisi/teorema, diberikan contoh-contoh, dan diberikan soal latihan, dalam latihan soal barulah diberi soal cerita yang mungkin terkait dengan kehidupan sehari-hari justru soal bentuk cerita itulah yang sulit dipahami atau diselesaikan siswa. Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk mengajarkan materi persamaan garis lurus dengan menggunakan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia (PMRI).
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi persamaan garis lurus dengan menggunakan pendekatan PMRI pada siswa Kelas VIIID SMP Negeri 1 Airmadidi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan 2 (dua) siklus dengan prosedur, yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah teknik deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis.
Hasil siklus I adalah sebanyak 22 siswa atau 66,7% tuntas, sedangkan 11 siswa atau 33,3% siswa tidak tuntas dan hasil siklus II adalah sebanyak 29 siswa atau 87,9% tuntas dan 4 siswa atau 12,1% tidak tuntas.
Berdasarkan hasil tersebut maka penggunaan Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia (PMRI) dalam pembelajaran materi Persamaan Garis Lurus dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
Kata kunci: Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia (PMRI), Persamaan
Garis Lurus.
ABSTRACT
Learning the material for straight line equations has been taught in the order in which the material is presented: theory/definition/theorem is taught, examples are given, and practice questions are given. In practice questions, story questions may be given which may be related to everyday life, precisely the form of the story. difficult for students to understand or complete. This is the background of the author to teach the material of straight line equations using the Indonesian Realistic Mathematics Learning (PMRI) approach.
This study aims to improve student learning outcomes on the material of straight line equations using the PMRI approach to Class VIIID students of SMP Negeri 1 Airmadidi. This classroom action research was carried out in 2 (two) cycles with procedures, namely (1) Planning, (2) Action Implementation, (3) Observation, and (4) Reflection. The technique used to analyze the data is a comparative descriptive technique and a critical analysis technique.
The results of the first cycle were as many as 22 students or 66.7% completed, while 11 students or 33.3% students did not complete and the results of the second cycle were 29 students or 87.9% completed and 4 students or 12.1% incomplete.
Based on these results, the use of Indonesian Realistic Mathematics Learning (PMRI) in learning the material of Straight Line Equations can improve student learning outcomes,
Keywords: Indonesian Realistic Mathematics Learning (PMRI), Equation Straight line.
References
Aiken, L. R. 1997. Psychological Testing and Assesment, Ninth edition. New York: Mc Graw-Hill Company.
Arikunto, S. 1999. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (edis revisi). Bandung: Bumi Aksara.
Dahar, R.W. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Depdikbud P2LPTK.
Dalyana. 2003. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Realistik Pada Pokok Bahasan Perbandingan di Kelas II SLTP. Tesis. Surabaya: PPs UNESA Surabaya.
Depdikbud, 1995. GBPP Matematika untuk SLTP. Jakarta: Depdikbud.
Fauzan, A. 2001. Pengembangan dan Implementasi Prototipe I & II Perangkat Pembelajaran Geometri untuk Siswa Kelas IV SD Menggunakan Pendekatan RME. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional RME di Jurusan Matematika FMIPA UNESA 24 Februari 2001.
Fauzi, Amin. 2001. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Realistik Pokok Bahasan Pembagian di Kelas IV SD. Makalah Komprehensif. Surabaya: UNESA.
Gafur, A. 1989. Disain Instruksional (Suatu Langkah Sistimatika Penyusunan Pola Dasar Kegiatan Belajar dan Mengajar. Solo: Tiga Serangkai.
Gravemeijer, K.P.E, 1994. Developing Realistic Mathematics Education. Utrecht: Freudenthal Institute.
Grounlund, N.E. 1982. Constructing Achievment Test. Fifth Edition. USA: Prentice-Hall, Inc.
Hasratuddin, 2002. Pembelajaran Matematika unit Geometri dengan Pendekatan Realistik di SLTP 6 Medan, Tesis. Surabaya: PPs UNESA Surabaya.
Herawaty, D. 2003. Pembelajaran Matematika Realistik Pokok Bahasan Persamaan Linier Satu Variabel di SLTPN 21 Surabaya. Tesis. Surabaya: PPs UNESA Surabaya.
Hudoyo, H. 1988. Mengapa Belajar Matematika. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
_________ 2002. Representase Belajar Berbasis Masalah. Dimuat pada jurnal Matematika atau pembelajaran. Malang: Tahun VIII, Edisi Khusus, Juli 2002 Universitas Negeri Malang.
Kemp, J.E., Morrision, G.R., and Ross, S.M.. 1994. Designing Effective Instruction. New York: Maxwell Macmillan International.
Kislam, S. 1983. Pengembangan Tujuan Instruksional. Diktat. Malang: IKIP Malang.
Lince, R. 2001. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktural pada Pokok Bahasan Persamaan Garis Lurus di elas 2 SLTP. Makalah Komprehensif. Surabaya: PPs UNESA Surabaya.
Marpaung, Y. 2001. Prospek RME untuk Pembeajaran Matematia di Indonesia. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional RME di Jurusan Matematika FMIPA UNESA 24 Februari 2001.
Negoro, ST dan Harahap, B. 2000. Ensiklopedia Matematika. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nur, M.dkk 2000. Restrukturisasi Kurikulum PBM Peningkatan IKIP Surabaya dengan Sekolah dan Universitas Luar Negeri. Laporan penelitian yang dibiayai oleh The Secondary School Teacher Development Project IBRD LOAN no. 3979-IND Dirjendikti Depdikbud.
Ratumanan, T.G. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa University Press.
Ruseffendi, E.T. 1988. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatan CBSA. Bandung: Tarsito.
Rustana, C.E. 2001. Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual. Makalah Diklat Guru Mata Pelajaran Inti tahun 2001 di Manado.
Slavin, R.E. 1994. Educational Psychology, Theories and Practice. Masschusetts: Allyn and Bacon Publisher.
Soedjadi, R. 1992. Ruang Matematika Pendidikan Dasar. Majalah Pendidian Matematika no.2 tahun 1, Pascasarjana IKIP Surabaya.
_________ 1999. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.
_________ 2001. Pemanfaatan Realitas dan Lingkungan dalam Pembelajaran Matematika. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional RME di Jurusan Matematika FMIPA UNESA 24 Februari 2001.
_________ 2001. Pembelajaran Matematika Realistik. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional RME di Jurusan Matematika FMIPA UNESA 24 Februari 2001.
_________ 2002. Matematika Kontekstual. Materi Perkuliahan Matematika Kontekstual.
Streefland, L. 1991.Realistic Mathematics Education in Primary School. Nedherlands: Freudenthal Institute.
Suwarsono, St. 2001. Beberapa Masalah yang Terkait dengan Upaya Implementasi Pendidikan Matematika Realistik di Indonesia. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika Realistik di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tanggal 14-15 November 2001.
Thiagarajan ,S.Semmel,D.S. & Semmel,M.I. 1974. InstructionalDevelopment for Training Teachers of Exceptional Children. Minneapolis, Minnesota: Leadership Training Institute/Special Education, University of Minnesota.
Tim MKPBM. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI.
Yuwono, I. 2001. Realistic Mathematics Education dan Hasil Studi Awal Implementasi di SLTP. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional RME di Jurusan Matematika FMIPA UNESA 24 Februari 2001.
Zainul A. dan Nasoetion N. 1997. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: P2T Universitas Terbuka
Additional Files
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 ALBERT LINTONG, JOUNE ANDRIES
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.