PERTENTANGAN IDEOLOGI ANTAR TOKOH NASIONAL DALAM MENCARI FORMAT KENEGARAAN AWAL KEMERDEKAAN DI INDONESIA
Keywords:
Pertentangan Ideologi, Tokoh Nasional, Format Kenegaraan, Awal Kemerdekaan.Abstract
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peranan para tokoh nasional Indonesia dalam upaya membangun sistem kenegaraan, yang ideal terutama pada periode awal kemerdekaan Indonesia; menguraikan faktor-faktor penyebab terjadinya pertentangan para tokoh nasional di tengah upaya perubahan sistem kenegaraan Indonesia; dan menganalisis dampak yang ditimbulkan dari pertentangan tersebut terutama dalam aspek penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan strukturistik atau strukturisme yang berpandangan bahwa sejarah itu tercipta karena adanya pemikiran dan aksi dari manusia (ratio dan action). Metode penelitian dan analisis data yaitu metode sejarah menurut Marc Bloch (1988). Pertama, melakukan perumusan masalah dan observasi historis guna memeroleh sumber-sumber yang berkaitan dengan masalah yang teliti. Kedua, melakukan kritik sejarah atau pengujian data informasi yang diperoleh dari berbagai sumber. Ketiga, melakukan generalisasi atau kategorisasi data sesuai permasalahan; dan Keempat, melakukan pencarian (analisis) sebab-akibat dari masalah diteliti, yaitu peran para tokoh nasional Indonesia dan pertentangan ideologi di tengah perubahan sistem kenegaraan. Simpulan hasil penelitian: (1) peranan para tokoh nasional Indonesia dalam upaya membangun sistem kenegaraan yang ideal pada periode awal kemerdekaan Indonesia, diarahkan untuk memperbaiki bahkan mengubah sistem kenegaraan lama buatan kolonial Belanda menjadi sistem kenegaraan yang khas Indonesia dengan memerhatikan aspek pluralisme di Indonesia dalam bidang, agama, bahasa, suku, ras dan golongan, baik politik, sosial maupun budaya; (2) faktor-faktor penyebab terjadinya pertentangan para tokoh nasional dalam upaya perubahan sistem kenegaraan Indonesia. Perjuangan para tokoh nasional dalam upaya memperbaiki sistem kenegaraan Indonesia kala itu membutuhkan berbagai sudut pandang yang tentu memiliki perbedaan. Faktor utama pertentangan di antara para tokoh nasional adalah persoalan ideologi masing-masing tokoh nasional. Perbedaan terjadi karena setiap tokoh membenarkan ideologi yang dianutnya seperti; ideologi, sosialis, nasionalis, demokratis, dan sebagainya. Juga karena politik kolonial adu domba di antara para tokoh nasional Indonesia, sehingga dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia dikenal jalur kooperatif dan non-kooperatif, selain latar belakang pendidikan para tokoh nasional Indonesia yang berbeda-beda; dan (3) Dampak dalam aspek penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia, yakni semakin lemahnya sistem perjuangan yang dibangun para tokoh nasional Indonesia, utamanya di bidang politik. Dampak lain ialah terjadinya Agresi militer Belanda terhadap Indonesia sebagai tanda bahwa kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan 17 Agustus 1945, secara de facto diakui, namun secara de jure belum diakui Belanda. Di samping itu, kekacauan-kekacauan politik seperti munculnya peristiwa pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948. Peristiwa ini sebagai titik balik revolusi yang sangat penting. PKI tidak lagi merupakan ancaman bagi para pemimpin Indonesia. Golongan kiri pada umumnya tidak dipercaya lagi sehingga banyak pemimpinnya dijebloskan ke penjara atau dihukum mati. Lenyapnya kelompok ini, maka kaum komunis penganut pemikiran Tan Malaka dan menentang pemberontakan PKI di Madiun, bergabung membentuk partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba) bulan Oktober 1948 yang kemudian menjadi kelompok utama di kalangan kaum revolusioner.