PEMIKIRAN POLITIK MARHAENISME SOEKARNO PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA
Keywords:
Marhaenisme, Partai Nasional Indonesia, Hindia BelandaAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengapa ide marhanisme lahir dan berkembang pada masa pemerintahan Hindia Belanda, mengapa Partai Nasional Indonesia menggunakan marhaenisme sebagai azas politik serta bagaimana reaksi pemerintah Hindia Belanda Terhadap Perjuangan Partai Nasional Indonesia.Metode yang digunakan adalah metode sejarah menurut Marc Bloch. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Ide marhanisme lahir dan berkembang pada masa pemerintahan Hindia Belanda Istilah yang diambil dari nama Marhaen sebagai kosa kata untuk penggambaran sosok rata-rata masyarakat di Indonesia. Marhaen digunakan sebagai simbol untuk menggambarkan kelompok masyarakat/bangsa Indonesia yang menderita/sengsara akibat sistem kapitalisme dan kolonialisme. Partai Nasional Indonesia menggunakan marhaenisme sebagai azas politik. Marhaenisme menurut versi Soekarno adalah asas dan cara perjuangan “tergelijk”, menuju kepada hilangnya kapitalisme dan kolonialisme. Secara positif berarti juga socio-nasionalisme dan socio-demokrasi, karena nasionalismenya kaum Marhaen adalah nasionalisme yang sosial bewust dan karena demokrasinya kaum Marhaen adalah demokrasi yang sosial bewust pula (berkesadaran). Reaksi pemerintah Hindia Belanda terhadap perjuangan Partai Nasional Indonesia dianggap mengganggu keamanan oleh sebab itu Partai Nasional Indonesia diawasi secara ketat oleh pemerintah, akhirnya Gubernur Jenderal De Graeff menangkap tokoh-tokoh Partai Nasional Indonesia dan diadili. saat diadili oleh Pengadilan Negeri Bandung, Soekarno mengadakan pembelaan diri dan ini membuat para hakim tercengang. . Semua yang dituduhkan hakim dibantah oleh Soekarno, perjuangan yang dilakukan semata-mata untuk kemerdekaan Indonesia, sedangkan tuduhan yang diberikan yaitu Partai Nasional Indonesia adalah suatu perkumpulan yang berbahaya tidak dapat dibenarkan, karena partai ini benar-benar hanya memperjuangkan kemerdekaan.