ORGANISASI PEMUDA MASA PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA (1908-1928)
Keywords:
Organisasi, Pemuda, Pergerakan nasionalAbstract
Pergerakan nasional merupakan masa dimana tumbuhnya kesadaran di dalam diri masyarakat Indonesia untuk berusaha berjuang membebaskan diri dari para penjajah. Dimana berjalannya waktu muncul organisasi-organisasi yang dipelopori para pemuda, guna melawan para penjajah demi mencapai kemerdekaan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor yang melatar belakangi lahirnya organisasi pemuda dan mendeskripsikan perjuangan yang dilakukan organisasi pemuda masa pergerakan nasional Indonesia tahun 1908-1928. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan strukturistik oleh Christopher Lloyd dengan metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah menurut March Bloch yang bertujuan untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, memberikan kritik dan melakukan generalisasi data atas suatu permasalahan. Teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan studi literatur atau dokumen yang berkaitan dengan organisasi pemuda masa pergerakan nasional Indonesia. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kritik sejarah, generalisasi dan klasifikasi data/fakta, kemudian dilanjutkan analisis interpretasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa lahirnya organisasi Pemuda masa pergerakan nasional dilatarbelakangi oleh empat faktor yakni pendidikan, sosial budaya, sosial ekonomi dan politik. Lahirnya organisasi Pemuda terbagi menjadi dua jenis yaitu organisasi pergerakan nasional dan organisasi pergerakan lokal. Peletak dasar perjuangan pergerakan organisasi pemuda berawal dari berdirinya Budi Utomo pada tahun 1908, yang membuat para pemuda-pemuda termotivasi untuk membangun organisasi-organisasi dalam memperjuangkan kemerdekaan. Organisasi-organisasi yang lahir pada masa pergerakan nasional setelah berdirinya Budi Utomo antara lain: Perhimpunan Indonesia (1908), Jong Java (1915), Jong Sumateranen Bond (1917), Jong Minahasa (1918), Jong Celebes (1919), Jong ambon (1917), Jong Bataks Bond (1926), Sekar Rukun (1919), Jong Timoreesch Verbond (1921), Pemuda Kaum Betawi (1926), dan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (1926). Dengan adanya -organisasi pemuda tersebut yang berdasar sosial budaya, kemudian dilanjutkan dengan adanya organisasi yang masih bersifat lokal, maka mereka memiliki tujuan untuk mempersatukan dan meningkatkan ikatan hubungan antara anggota-anggota organisasi yang berasal dari masing-masing daerah.