HISTORICAL AND AESTHETIC STUDY ON THE SIKAYU WOVEN FABRIC OF BOLAANG MONGONDOW
DOI:
https://doi.org/10.53682/soculijrccsscli.v3i6.8391Keywords:
Sikayu, Historical, Aesthetic Fom, Function of ArtAbstract
Sikayu woven fabric not only has historical value as a cultural expression, but is also recognized as a work of art that has aesthetic value, so the purpose of this study is to identify the history of Sikayu woven fabric and identify the aesthetic value of each supporting element of Sikayu woven fabric. This research adopts a qualitative method that produces descriptive data, utilizing observation, interviews with sources, and literature studies to obtain accurate information, this research was basically carried out in Mogolain Kotamobagu as a research location because it supports researchers in conducting data analysis. The results showed that Sikayu woven fabric is not only a textile product, but also a symbol of historical and cultural values. The visualization of these values is reflected in the form, motif, art structure, art style, and art function that form the elements of the work. The unity, complexity, and solemnity of each work are clear evidence of the rich artistic values contained in the Sikayu woven fabric. The implications of this research are the history and aesthetics of the Sikayu woven fabric.
References
A.L, K., & Kluckhon, C. (1952). Culture, A Critical Review Of Concpts and definitions. American: Boston: Havard University Press.
Bernard, G. (2003). Sejarah Bolaang Mongondow. Kotamobagu: Medio Februari.
Djelantik, A. (1999). Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.
E.N Saud, L., Domili , B., Rawis, J., Kristanto, B., & Suharjo, S. (2004). Budaya Masyarakat Suku Bolaang Mongondow. Kotamobagu: Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
Effendi, Y. (1981). Mengenal Dasar Desain Untuk Mahasiswa Seni Rupa dan Arsitektur. Bandung: ITB.
Feldman, E. (1967). Art as Image And Idea. Inggris: Prentice-Hall.
Gie, T. (2004). Filsafat Keindahan. Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna (PUBIB).
Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Guntur. (2004). Ornamen Sebuah Pengantar. Surakarta: P2AI bekerja sama dengan STSI Press Surakarta.
Gustami, S. (1981-1982). Dasar-Dasar Desain. Jakarta: Depdikbud.
Hermawati Pabottingi, A. (2002). Tenunan Tradisional Buton. Buton: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Museum Negeri Propinsi Sulawesi Selatan.
JE, J., & Pirngadie, M. (1912). De Inlanddsche Kunstnijverheidd in Nederlandsc Indie. VAN REGEERINGSWEGE GEDRUKT EN UITGEGEVEN TE 'S. GRAVENHAGE.
Jumaeri, Djamir, O., & Wagimun. (1974). Textile Design. Bandung: Institut Teknologi Tekstil.
Kartika, D. (2004). Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains.
Kartika, D. (2007). Estetika. Bandung: Rekayasa Sains.
Katamsi, R. (1956). Peran Seni Kerajinan (Tradisional dan Baru) dalam Pembangunan Analisa Kebudayaan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kertajaya, H. (2008). Arti Komunitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Koentjaraningrat. (1990). Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Lasmanawati, E. (2010). Makanan Khas Provinsi Sulawesi Utara. Makanan Khas Provinsi Sulawesi Utara.
Lauer, R. (1989). Perspektif Tentang Perubahan Sosial. Jakarta: Bina Aksara.
Margono, S. (2003). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Matey, M. (2011). Tesis. Kajian Motif, Fungsi dan Makna Kerajinan Kerawang Moronge DI Kabupaten Kepulauan Talaud.
Miles, M., & Huberman, A. (2008). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.
Moeliono, A. (2007). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Moleong, L. (1988). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakrya.
Musman, A. (1989). Lurik: pesona, ragam, dan filosofi. Yogyakarta: Departemen Budaya.
Nanawi, H. (1993). Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nata, A. (1998). Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Pesada.
Nugraha, A. (2008). Pengembangan pembelajaran sains warna pada usia dini. Bandung: JILSI foundation.
Pangkey, F. (2004). Tesis. Relief Pada Waruga Di Minahasa Dalam Perspektif Etnografis dan Estetis.
Poerwanto, H. (2000). Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Regar, W. (1945-1955). Kearifan Tradisional Masyarakat Pedesaan dalam Pemeliharaan Lingkungan Hidup di Daerah Sulawesi Utara. Manado: Depdikbud, Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya.
Rizali, N. (2017). Tinjaun Desain Tekstil. Surakarta: UNS Press.
Rosmalawati, e. (1978). Adat Istiadat Daerah Sulawesi Utara. Jakarta: Depdikbud Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah.
Rustam, H., & Utoma, H. (2003). Komponen Perancangan arsitektur Lanskep; Prinsip-Unsur dan Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.
S, A. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sanyoto, S. (2005). Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain. Yogyakarta: CV. Arti Bumi Intaran.
Shadily, H. (1982). Ensiklopedia Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve.
Soekanto, S. (1977). Sosiologi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Suharsimi, A. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Renika Cipta.
Sulasmi, D. (1989). Warna sebagai salah satu unsur seni dan desain. Jakarta: Departemen Budaya.
Suprihatin, E. (2007). Mari Belajar Menyulam 1. Jakarta Barat: CV Pamularsih.
Susanto, M. (2006). Diksi Rupa. Yogyakarta: Kanisius.
Susanto, M. (2011). Diksi Rupa: Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa. Yogyakarta: Dicti Art Yogyakarta dan Art Space Bali.
Taulu, H., & Sepang. (1961). Sejarah Bolaang MOngondow. Tomohon: Tokorame.
Tjetjep , R. (2000). Ekspresi Seni Orang Miskin. Bandung: Yayasan Nuansa Cendana.
Tri M, E. (2011). Tenun Ikat dan Songket. Jakarta: Pelita Hati.
Tukio, S. (2007). Mengenal Ragam Hias Indonesia. Surakarta.
Wahyono, P. (1979). Beberapa Asas Merancang Negara yang berdasar atas Hukum, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru. Jakarta: FH-UI.
Wiranata, I. (2002). Antropology. Bandung: PT. CItra Aditya Bakti.
Wucius, W. (1995). Beberapa Asas Merancang Dwimatra. Bandung: ITB.