ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SIMPANG EMPAT LENGAN WALAN TOMOHON
Keywords:
simpang tak bersinyal, tingkat pelayanan jalan, derajat kejenuhan, peluang antrianAbstract
Permasalahan transportasi seperti kemacetan, polusi udara, kecelakaan, antrian maupun tundaan biasa dijumpai
dengan tingkat kuantitas yang rendah maupun besar. Permasalahan tersebut sering dijumpai di beberapa kota di
Indonesia termasuk di Kota Tomohon. Simpang empat Walian Tomohon merupakan salah satu dari simpang empat
di Kota Tomohon. Simpang empat Walian Tomohon berpotensi menimbulkan kecelakaan, antrian, kemacetan dan
tundaan karena arus lalu lintasnya yang cukup padat terutama pada saat jam sibuk dengan berbagai jenis kendaraan
di dalamnya. Pertemuan jalan atau yang sering disebut persimpangan jalan merupakan tempat bertemunya arus
lalu lintas dari dua jalan atau lebih, dan merupakan suatu titik tempat bertemunya berbagai pergerakan yang tidak
sama arahnya baik pergerakan yang dilakukan orang dengan kendaraan maupun tanpa kendaraan (pejalan kaki).
Persimpangan jalan mempunyai peranan yang sangat penting guna menjamin kelancaran arus lalu lintas.
Persimpangan harus dilengkapi dengan pengaturan lalu lintas karena merupakan hal yang paling kritis dalam
pergerakan lalu lintas secara menyeluruh.
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2015:53) “penelitian deskriftif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
kebenaran vareabel mandiri, baik hanya pada satu vareabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan vareabel lainya”. Menurut kusiram (2008), “penelitian kuantitatif adalah suatu metode
penelitian yang menggunakan proses data berupa angka sebagai alat untuk menganalisis dan melakukan penelitian
terutama untuk penelitian yang sudah diteliti sebelumnya”.
Hasil penelitian pada persimpangan JL. Walian Tomohon, yang dimana pada penelitian ini hanya di tinjauh yaitu
jalan Mayor. Jalan Mayor yang merupakan jalan utama yang di beri simbol D Pendekat Manado dan B Pendekat
Tomohon. Pada penelitian ini didapati hasil dari perhitungan kelas tingkat pelayanan jalan sesuai denga Peraturan
Menteri Perhubungsn No: KM 14 Tahun 2006, diyatakan hasil perhitungan pada Jalan Mayor, yaitu itu tingakat
pelayanannya berada pada kelas B dimana arus lalu lintas masih dalam keadaan stabil. Untuk mengurangi resiko
terjadinya tingkat pelayanan semakin meningkat, maka dilakukan perubahan rekayasa lalu lintas, oleh
dikarenakan pada lokasi penelitian ini merupakan daerah permukiman atau daerah tempat tinggal, maka untuk
pelebaran jalan agak susah.peluang antrian 11-25%, maka tingkta pelayanannya kelas B Dengan kesimpulan yang
ada diketahui pada pendekat Sonder dan Manado sama-sama memiliki tingkat pelanyan jalan pada kelas B yaitu,
arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan mulai dibatasi oleh kondidi lalu lintas, kecepatan lalu
lintas rendah hambatan internal lalu lintas belum memenuhi kecepatan dan pengemudi mempunyai cukup
kebebasan untuk memilih kecepatan dan lajur jalan yang digunakan. Dikarenakan tingkat pelayanan masih di
kelas B, maka untuk solusi bisa dilakukan perubahan rekayasa lalu lintas seperti pada alternatif yang ada pada
gambar 4.20 ketika kelas tingkat pelayanannya menurun ke kelas C-E dimana dinyatakan kelas tingkat pelanyan
tersebut sudah harus di lalukan rekayasa lalu lintas, tetapi ketika keadaannya masih pada kelas B, maka tidak perlu
dilakukan perubahan rekayasa lalu lintas.