https://ejurnal.unima.ac.id/index.php/b2p/issue/feed BAKU BEKING PANDE (B2P) 2024-11-23T04:15:43+00:00 Open Journal Systems https://ejurnal.unima.ac.id/index.php/b2p/article/view/10601 PENGALAMAN SUBJECTIVE WELL-BEING WANITA KARIR PASCA PERCERAIAN DI KELURAHAN TALETE DUA KOTA TOMOHON 2024-11-23T04:04:40+00:00 Johan Frederik Mark Bolang markbolang28@gmail.com Mozes Markus Wullur mozeswullur@unima.ac.id Theophany Deasinatalia Kumaat td.kumaat@unima.ac.id <p><strong>Abstrak:</strong> Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman <em>subjective well-being</em> wanita karir pasca perceraian di Kelurahan Talete Dua, Kota Tomohon. Perceraian sering kali berdampak mendalam pada kesejahteraan emosional, terutama bagi wanita karir yang sudah lama bercerai. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk memahami bagaimana wanita karir mengelola perasaan dan menjaga kesejahteraan emosional mereka. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen. Penelitian ini juga menggali strategi coping dan peran karir dalam membentuk subjective well-being. Selain itu, penelitian ini memperhatikan pentingnya dukungan sosial, pengaruh stigma, dan transformasi identitas pasca perceraian. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan wawasan baru tentang kesehatan mental dan dukungan sosial bagi wanita karir yang sudah lama bercerai, serta berkontribusi pada pengembangan teori dan kebijakan yang lebih inklusif.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: <strong><em>Subjective Well-being</em></strong>,<strong>Wanita</strong>, <strong>Karir</strong>, <strong>Perceraian</strong></p> <p><strong>Abstract:</strong> <em>The study aims to explore the subjective well-being experiences of career women after divorce in Talete Dua Village, Tomohon City. Divorce often has a profound impact on emotional well-being, particularly for career women who have been divorced for an extended period. This research employs a qualitative approach to understand how these women manage their emotions and maintain their emotional well-being. Data collection is conducted through in-depth interviews, observations, and document analysis. The study also examines coping strategies and the role of a career in shaping subjective well-being. Additionally, it considers the importance of social support, the influence of stigma, and identity transformation following divorce. The findings are expected to provide new insights into mental health and social support for long-divorced career women and contribute to the development of more inclusive theories and policies.</em></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>Keyword: </strong><em>Subjective Well-being, Woman, Career, Divorce</em></p> 2024-11-23T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://ejurnal.unima.ac.id/index.php/b2p/article/view/10599 STUDI KASUS TENTANG KONTROL SOSIAL PADA ANAK YANG MENGALAMI KEKERASAN DARI ORANGTUA DI DESA PANGU KECAMATAN RATAHAN TIMUR KABUPATEN MINAHASA TENGGARA 2024-11-23T03:49:10+00:00 Viona Vinesa Dede vionavinesadede@gmail.com Jofie Hilda Mandang jofie_mandang@unima.ac.id MELKIAN NAHARIA melkiannaharia@unima.ac.id <p><strong>Abstrak:</strong> Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontrol sosial pada remaja yang mengalami kekerasan dari orang tua di Desa Pangu Kecamatan Ratahan Timur Kabupaten Minahasa Teanggara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini melibatkan dua anak usia remaja sebagai subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yang meliputi obsevasi dan wawancara. <em>Involvement</em> atau keterlibatan kedua subjek terpengaruh akibat dorongan individu lain (teman sebaya) dalam berperilaku dilingkungan rumah masing-masing subjek. <em>Commitmen, </em>kedua subjek memiliki kesadaran terhadap suatu didikan walaupun keras, akan tetapi subjek kedua tidak memiliki komitmen untuk merubah perilaku/tindakannya, berbeda dengan subjek pertama yang memiliki komitmen untuk merubah perilakunya demi masa depannya yang cerah. <em>Believe </em>atau kepercayaan, kesetiaan, dan kepatuhan dimiliki oleh subjek pertama kepada orangtuanya dan berbeda dengan subjek kedua yang lebih ke pada teman sebayanya. Dalam penelitian ini peneliti juga menyimpulkan bahwa perilaku kekerasan dari orangtua kepada anak bukan berarti tidak memiliki alasan atau maksud/tujuan akan tetapi untuk kebaikan anak itu sendiri nantinya.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong><em>Kontrol Sosial, Remaja, Kekerasan</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong>Abstract:</strong> <em>This research aims to determine social control in adolescents who experience violence from their parents in Pangu Village, East Ratahan District, Minahasa Teanggara Regency. This research uses qualitative research methods. This research involved two teenage children as research subjects. This research uses data collection techniques which include observation and interviews. Involvement or involvement of both subjects was affected due to encouragement from other individuals (peers) in behaving in each subject's home environment. Commitment, both subjects have an awareness of an upbringing even though it is harsh, but the second subject does not have a commitment to change his behavior/actions, in contrast to the first subject who has a commitment to change his behavior for the sake of a bright future. Believe or trust, loyalty and obedience is owned by the first subject towards his parents and is different from the second subject who is more towards his peers. In this study, researchers also concluded that violent behavior from parents towards children does not mean that it has no reason or purpose/aims, but is for the good of the child himself in the future.</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Social Control, Adolescents, Violence</em></p> 2024-11-23T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://ejurnal.unima.ac.id/index.php/b2p/article/view/10598 PENGARUH WORKLIFE BALANCE TERHADAP BURNOUT PADA WANITA PEKERJA YANG MENGALAMI PERAN GANDA DI KECAMATAN TOMOHON UTARA KOTA TOMOHON 2024-11-23T03:49:05+00:00 Marcelino P. Sarahutu mpsarahutu@gmail.com Deetje Solang deetjesolang@unima.ac.id Theophany Deasinatalia Kumaat td.kumaat@unima.ac.id <p>Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan <br>Snowball Sampling dengan jumlah responden sebanyak 100 responden pada Wanita <br>Pekerja yang mengalami peran ganda di Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon. <br>Penelitian ini memiliki tujuan utama yaitu mengetahui hubungan antara variabel Worklife <br>Balance dan variabel Burnout, dan hasil penelitian menunjukkan bahwa antara variabel <br>Worklife Balance dan Variabel Burnout memiliki hubungan yang linear. Juga penelitian <br>ini menilai apakah Worklife Balance mempengaruhi Burnout, dan berdasarkan nilai yang <br>telah diteliti bahwa persamaan regresi, maka dapat diartikan bahwa Worklike Balance <br>berpengaruh negative terhadap Burnout karena semakin besar nilai Worklife Balance maka <br>nilai Burnout akan semakin kecil. Penelitian ini menunjukkan gambaran Work-Life <br>Balance yang dialami oleh wanita pekerja yang mengalami peran ganda di Kecamatan <br>Tomohon Utara masuk dalam kategori sedang.<br>Kata Kunci : Wanita Peran Ganda, Worklife Balance, Burnout<br>Abstract: This research uses a quantitative research method using Snowball Sampling with <br>a total of 100 respondents among Working Women who experience dual roles in North <br>Tomohon District, Tomohon City. This research has the main objective, namely to <br>determine the relationship between the Worklife Balance variable and the Burnout variable, <br>and the results of the research show that the Worklife Balance variable and the Burnout <br>variable have a linear relationship. This research also assesses whether Worklife Balance <br>influences Burnout, and based on the values that have been researched in the regression <br>equation, it can be interpreted that Worklike Balance has a negative effect on Burnout <br>because the greater the Worklife Balance value, the smaller the Burnout value. This <br>research shows that the Work-Life Balance experienced by working women who <br>experience dual roles in North Tomohon District is in the medium category.<br>Keyword : Dual Role Women, Worklife Balance, Burnout</p> 2024-11-23T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://ejurnal.unima.ac.id/index.php/b2p/article/view/10600 HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN PERILAKU SCHADENFREUDE PADA MAHASISWA PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FIK-KM UNIMA 2024-11-23T03:58:43+00:00 Rivcha Nevada Luisa Kumaseh 20101091@uniima.ac.id Deetje Solang deetjesolang@unima.ac.id Jofie Mandang jofiemandang@unima.ac.id <p>: Schadenfreude merupakan sikap atau perasaan senang melihat kesulitan dan kegagalan <br>orang lain. Salah satu factor yang mempengaruhi Schadenfreude adalah Self-esteem. Tujuan dalam <br>penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Self-esteem dengan perilaku Schadenfreude<br>pada mahasiswa Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat FIK-KM UNIMA. Penelitian ini menggunakan <br>pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak <br>424 mahasiswa dengan jumlah sampel sebanyak 165 mahasiswa. Pengambilan sampel menggunakan <br>stratified random sampling. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Self-esteem <br>yang mengacu pada Rosenberg Self-esteem Scale (RSES) yang terdiri dari 2 aspek yaitu Self <br>Competence dan Self Liking dan Skala Schadenfreude yang di adopsi dari penelitian Melania Sulfira <br>(2023) berdasarkan apek yang dikembangkan oleh Syahid, dkk (2021). Hasil penelitian menunjukkan <br>koefisien korelasi sebesar -0,288 dengan signifikansi 0,000 (p &lt; 0,05) yang menandakan bahwa <br>terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara Self-esteem dan Schadenfreude. Artinya <br>semakin tinggi Self-esteem maka semakin rendah Schadenfreude, begitupun sebaliknya. Berdasarkan <br>hasil penelitian terdapat 8% pengaruh Self-esteem terhadap Schdenfreude, sehingga Self-esteem hanya <br>memiliki 8% kontribusi dalam menurunkan atau meningkatkan Schadenfreude. <br>Kata Kunci: Mahasiswa, Self-esteem, Schadenfreude<br>Abstract: Schadenfreude is an attitude or feeling of being happy to see other people's difficulties and <br>failures. One of the factors that influences Schadenfreude is self-esteem. The aim of this research is to <br>determine the relationship between Self-esteem and Schadenfreude behavior in students of the Public <br>Health Science Study Program FIK-KM UNIMA. This research uses a quantitative approach with <br>correlational methods. The total population in this study was 424 students with a sample size of 165 <br>students. Sampling used stratified random sampling. The instrument used in this research is the Selfesteem Scale which refers to the Rosenberg Self-esteem Scale (RSES) which consists of 2 aspects, <br>namely Self Competence and Self Liking and the Schadenfreude Scale which was adopted from <br>research by Melania Sulfira (2023) based on the aspects developed by Syahid, et al (2021). The <br>research results show a correlation coefficient of -0.288 with a significance of 0.000 (p &lt; 0.05) which <br>indicates that there is a very significant negative relationship between Self-esteem and Schadenfreude. <br>This means that the higher Self-esteem, the lower the Schadenfreude, and vice versa. Based on the <br>research results, there is an 8% influence of Self-esteem on Schdenfreude, so that Self-esteem only has <br>an 8% contribution in reducing or increasing Schadenfreude. <br>Keywords: Students, Self-esteem, Schadenfreude</p> 2024-11-23T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://ejurnal.unima.ac.id/index.php/b2p/article/view/10603 HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN SOCIAL SKILL PADA GENERASI Z YANG MENGIKUTI ORGANISASI GEREJA GMIM DI DESA ERIS KABUPATEN MINAHASA 2024-11-23T04:08:16+00:00 Bryvo Merentek 20101081@unima.ac.idm Deetje Solang deetjesolang@unima.ac.id Meike E. Hartati meikehartati@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan teman sebaya dengan<br>social skill pada generasi Z yang mengikuti kegiatan organisasi Gereja GMIM di DesaEris Kabupaten<br>Minahasa. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh, sehingga sampel penelitian<br>dalam penelitian ini berjumlah 74 orang. Alat ukur dalam penelitian ini adalah skala dukungan sosial<br>teman sebaya dan skala social skill dalam bentuk skala Likert. Metode analisis data yang digunakan<br>adalah korelasi sederhana Prodect Moment dari Pearson. Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien<br>korelasi empirik (rxy) sebesar 0.866, dimana nilaiempirik lebih besar dari nilai teortitik 0.279, dan nilai<br>signifikansi Sig. (2-tailed) sebesar 0.000 &lt; 0.05 yang berarti terdapat hubungan kuat, positif dan <br>signifikan antara variabel dukungan sosial teman sebaya dengan variabel social skill pada generasi Z <br>yang mengikuti kegiatan organisasi Gereja GMIM di Desa Eris Kabupaten Minahasa. Sehingga, <br>disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Hasil ini bermakna bahwa semakin tinggi dukungan <br>sosial teman sebaya maka semakin baik social skill. Adapun besarnya hubungan dukungan sosial <br>teman sebaya dengan social skill berdasarkan nilai R square sebesar 75% sementara 25% sisanya<br>dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.<br>Kata kunci: Dukungan Sosial Teman Sebaya, Social Skill, Generasi Z<br>Abstract: This study aims to determine the relationship between peer support and social skills in <br>generation Z who participate in GMIM Church organizational activities in Eris Village, Minahasa <br>Regency. The sampling technique used saturated sampling, so that the research sample in this study <br>amounted to 74 people. The measuring instrument in this study was the peer social support scale and <br>the social skill scale in the form of a Likert scale. The data analysis method used was Pearson's <br>simple Product Moment correlation. The results of the study showed an empirical correlation <br>coefficient (rxy) of 0.866, where the empirical value was greater than the theoretical value of 0.279,<br>and a significance value of Sig. (2-tailed) of &lt;0.05, which means that there is a strong, positive and<br>significant relationship between the peer social support variable and the social skill variable in <br>generation Z who participate in GMIM Church organizational activities in Eris Village, Minahasa <br>Regency. Thus, it is concluded that Ha is accepted and H0 is rejected. This result means that the<br>higher the peer social support, the better the social skills. The magnitude of the relationship between <br>peer social support and social skills based on the R square value is 75% while the remaining 25% is <br>influenced by other factors.<br>Keywords: Peer Social Support, Social Skill, Generation Z</p> 2024-11-23T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024