VULNERABLE PADA IKON KAWASAN KOMPLEKS KERATON YOGYAKARTA
DOI:
https://doi.org/10.53682/dsa.v2i2.5728Keywords:
Kerentanan, kesesakan, Citra Tempat, Kompleks Keraton YogyakartaAbstract
Kompleks keraton Yogyakarta menjadi kawasan yang sangat kental dengan kearifan lokal di era modern dan globalisasi. Keraton bertahan dengan budaya lokal. Setiap fasad bangunan hunian mencerminkan ciri khas rumah adat Jawa. Penduduk menjaga keaslian budaya secara turun-temurun. Hal ini menunjukkan ketahanan kawasan permukiman yang berada di pusat perkotaan. Di sisi lain, usaha mikro dan pedagang kaki lima berdagang di trotoar dan ruang publik di dalam kompleks keraton. Berdasarkan aspek arsitektur dan ruang skala meso, pedagang menurunkan kualitas ruang di dalam kompleks. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Usaha mikro menempati jalur pejalan kaki yang dibuat sebagai elemen kota. Toko-toko kecil mengganggu aktivitas pengguna jalan dalam waktu-waktu tertentu. Kondisi ekonomi dan sosial budaya dipertimbangkan dalam penataan pedagang kaki lima. Kawasan keraton mengalami gangguan sehingga menimbulkan vulnerable. Fasad arsitektur tradisional berubah karena pengaruh budaya non-kontekstual di kawasan keraton Yogyakarta.